Donald Trump Punya Bakat Provokator Sejak Muda, Lima Anak Tak Bersalah Dipenjara

Donald Trump Punya Bakat Provokator Sejak Muda, Lima Anak Tak Bersalah Dipenjara Dahlan Iskan

Juri tahu para remaja itu belum pernah perlakukan tindak kriminal apa pun. Mereka

juga dari kalangan yang secara ekonomi tidak miskin. Mereka mampu membayar

uang jaminan sampai USD 25.000.

Tapi juri percaya pada hasil pemeriksaan DNA. Termasuk soal rambut tadi.

Memang di pemeriksaan polisi yang pertama mereka juga mengaku melakukan

perbuatan itu. Pengakuan tersebut lantas diformalkan dalam rekaman. Rekaman

itulah yang diperdengarkan ke juri.

Ketika pemeriksaan itu, Salam, karena sudah 16 tahun, tidak didampingi orang tua.

Saat pemeriksaan Salam didampingi pengacara.

Kepada pengacara inilah Salam mengaku tidak bersalah. Teman-temannya pun

yakin ia tidak bersalah. Mereka hanya merasa mengganggu Meili tapi tidak sejauh

yang dituduhkan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi pada Meili malam itu.

Akhirnya, satu minggu setelah ditangani pengacara, mereka menarik pengakuan.

Mereka merasa terintimidasi polisi.

Di pengadilan mereka konsisten mengaku tidak bersalah. Sampai pun ketika

hukuman dijatuhkan.

Saat hukuman itu dijatuhkan Salam membacakan pernyataan dengan gaya

membaca puisi. Lantang. Penuh keyakinan. Semua media memuatnya, termasuk

sebagai sumber tulisan ini:

"Saya anggap hukuman ini sebagai tes.

Dari Allah, Tuhan kami.

Semua yang saya dan teman-teman katakan adalah kebenaran.

Saya tidak pernah merusak ajaran agama saya dengan berbohong".

Terhukum lainnya juga membuat pernyataan senada: kelak kebenaran akhirnya

akan muncul.

Lalai mereka menjalani hukuman.

Salah seorang dari mereka bertemu narapidana lain yang tidak ada hubungannya

dengan Central Park Lima. Namanya:

Reyes iba dan terketuk hatinya. Ia memang mengaku bersalah. Telah memerkosa

beberapa gadis dan merampoknya. Ia pantas dihukum. Tapi remaja yang ini tidak.

Apalagi mereka sampai sudah menjalani hukuman lima tahun. Belum juga

menemukan kebenaran.

Mereka sudah berusaha naik banding. Tapi selalu kalah.

Akhirnya Reyes mendatangi petugas. Ia mengaku sebagai yang memerkosa gadis

yang lagi jogging di Central Park itu.

Polisi tidak percaya begitu saja. Pemeriksaan ulang dilakukan. Penelitian terhadap

rambut dan sperma diulangi. Dengan teknologi baru. Selama enam tahun terakhir

kemajuan di bidang teknologi DNA sudah sangat jauh. Zaman itu Amerika belum

punya bank DNA. Tapi enam tahun setelah Meili diperkosa, riset DNA sudah sangat

maju.

Hasil pemeriksaan terbaru menyatakan positif. Benar. Sperma dan rambut itu milik

Reyes. Bukan milik salah satu dari lima sekawan.

Salam pun dibebaskan. Empat remaja lainnya dibebaskan. Yakni setelah berada di

penjara lebih 5 tahun.

Lima orang itu pun, sudah bukan lagi remaja, menggugat Pemda New York. Di

Amerika polisi berada di bawah Pemda. Mereka minta ganti rugi, total USD 50 juta.

Di masa wali kota Bloomberg, soal ganti rugi ini seret. Tapi calon wali kota

berikutnya, Bill de Blasio menjadikannya bahan kampanye. De Blasio terpilih. Wali

kota baru ini memenuhi permintaan Salam dkk. Nilainya USD 41,3 juta. Masing-

masing menerima lebih USD 7 juta. Sekitar Rp 100 miliar.

Mereka kini berumur sekitar 48 tahun. Tiga orang dari mereka kini bergabung dalam

satu kantor pengacara. Satu lagi jadi operator alat berat.

Sedang Salam jadi motivator, pengacara dan pegiat masyarakat. Belakangan Salam

dapat penghargaan tinggi dari Presiden Barack Obama.

Itu karena Salam membawa pembaharuan dalam pemeriksaan polisi. Salam

bergabung dalam satu gerakan yang memperjuangkan ini: agar pemeriksaan di

polisi harus direkam. Sejak awal sampai akhir.

Perjuangan itu berhasil. Sekarang pemeriksaan polisi harus direkam. Bahkan pakai

video.

Salam juga memperjuangkan satu mata anggaran untuk polisi: pelatihan untuk

menghindari kesalahan dalam melakukan identifikasi barang bukti.

Gadis jogging itu sendiri, , siuman setelah 12 hari. Tapi belum bisa

berkata dan bergerak. Dia harus menjalani rehabilitasi selama 6 bulan.

Sebelum peristiwa itu Meili bekerja di investment banking. Kini dia bekerja di bagian

rehabilitasi pasien trauma di Mount Sinai Hospital.

Meili masih punya sedikit masalah dengan pengembalian ingatan. Tapi buku yang

dia tulis laris sekali: Sayalah Si Gadis Jogging Itu.

Meili memang sudah kembali jogging. Kini ditambah yoga.

Sedang Reyes sendiri akhirnya dihukum 33 tahun penjara. Berarti kini sudah bebas.

Atau menjelang bebas.

Begitu abadi kisah Central Park Lima ini. Saya juga sangat terpengaruh olehnya.

Saya hampir selalu jalan-jalan ke Central Park setiap ke New York setelah itu.

Sering pula jadi tour guide amatiran untuk teman-teman manajer saya. Saat itu.

Orang juga masih ingat iklan atraktif yang dipasang . Apalagi orang

seperti Salam. Yang diminta Trump harus dihukum mati. Para ahli media sepakat

pengaruh iklan itu begitu kuat di opini masyarakat New York saat itu.

Bakat Trump sebagai ternyata sudah terlihat sejak saat itu.

“Karma,” ujar Salam. (Dahlan Iskan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO