Sistem Pengairan Diperbaiki, Sawah Petani Malah Kekeringan

Sistem Pengairan Diperbaiki, Sawah Petani Malah Kekeringan Sudarman petani padi di desa Dadapan Kecamatan Kabat Banyuwangi.foto:franciscus slamet wawan/BANGSAONLINE

BANYUWANGI, (BangsaOnline) - Akibat dari infrastruktur pengairan yang tidak jalan, sejumlah lahan persawahan di desa Dadapan kecamatan Kabat mengalami kekeringan. Banyak tanaman yang mengalami rusak dan puso.

Sedangkan petani yang akan melakukan tanam padi terhambat pasokan air untuk mengiri sawahnya, hingga kini masih belum datang. Terlebih diperparah dengan kondisi saat ini cenderung cuaca panas dan sulit terjadi hujan.

Baca Juga: Launching Majapahit's Warrior Underwater, Pj Gubernur Jatim Sampai Ikut Nyelam Letakkan Patung

Hal tersebut dikatakan oleh Sudarman salah satu petani dari desa Dadapan. Menurutnya beberapa bulan terakhir para petani sulit mendapatkan pasokan air untuk lahan persawahan mereka. Hal ini dikarenakan adanya saluran air yang seharusnya mengalir didaerah tersebut tidak berfungsi.

“Padahal aliran irigasi di daerah saya, diperbaiki semua. Namun justru setelah diperbaiki malah airnya tidak mengalir,” ungkapnya.

Akibat dari tidak lancarnya system pengairan di daerahnya, banyak tanaman petani yang mengalami rusak dan puso karena kurangnya pasokan air. Kondisi ini juga mengakibatkan hasil panen petani menurun drastis. Selain itu, petani yang akan melakukan aktivitas tanam juga mengalami kesulitan karena air yang dibutuhkan untuk proses tanam tidak mengalir.

Baca Juga: Ditpolairud Polda Jatim Amankan Dua Pelaku Jual Beli Benih Lobster Ilegal di Banyuwangi

Sudarman menambahkan kondisi ini mempersulit bagi petani didaerhanya. Terlebih saat ini cuaca mulai memasuki musim panas. Para petani berharap infrastruktur saluran air didaerahnya agar cepat diperbaiki kembali dan diupayakan untuk dilakukan pembenahan. Sehingga tidak meresahkan para petani yang berada didaerahnya tersebut.

Selain mengakibatkan tanaman menjadi rusak, infrastruktur pengairan yang tidak berfungsi ini juga menambah biaya produksi untuk menanam padi. Menurut Sudarman, untuk satu kali musim tanam padi, dirinya biasa membutuhkan dana sekitar Rp. 3.000.000,-. Untuk saat ini, akibat kekurangan air, maka dia harus menambah biaya pengeboran dan menyedot air dari sumur yang dibuat oleh petani.

“Saya harus menyewa alat penyedot dan membeli solar untuk menyedot air dari sumur,” ungkapnya.

Baca Juga: Tim BPBD Lumajang Juara Umum dalam Semarak Gelar Peralatan se-Jatim, Ini Lima Arahan BNPB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Cuaca Kurang Bersahabat, Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk Ditutup':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO