SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terus menggencarkan silaturahim dengan berbagai elemen masyarakat dalam suasana yang masih Bulan Syawal.
Seperti yang dilakukan di Aula Ponpes Sabilurrosyidin Annur Surabaya, Kamis (18/5), Gubernur Khofifah silaturahmi dengan pengurus dan anggota Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Jawa Timur.
Baca Juga: Jadi Narasumber Kongres Pendidikan NU, Khofifah Tekankan Pentingnya STEM dan Gizi pada Generasi Emas
Forum yang mengangkat tema “Membangun Silaturrahim, Menguatkan Ukhuwah, Meneguhkan Tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia” tersebut istimewa karena selain dihadiri warga LDII, juga dihadiri perwakilan berbagai ormas dan lintas umat beragama.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah mengatakan dengan memperkuat silahturahmi, maka perbedaan pendapat yang berdampak pada prasangka buruk (suudzon) dapat diniminalisasi. Sebab, kata dia, perbedaan pendapat merupakan sebuah keniscayaan.
"Perbedaan pendapat merupakan rahmat. Dalam sebuah sistem demokrasi, beda pendapat merupakan hal yang lumrah. Tetapi harus tetap dalam kerangka menjaga persatuan dan persaudaraan," ujarnya.
Baca Juga: Jatim Penghasil Durian Terbesar, Khofifah Bakal Jadikan Ekspor Unggulan Demi Kesejahteraan Petani
Gubernur perempuan pertama Jatim tersebut menyampaikan, hal ini menjadi proses penting bagi sebuah negara besar dengan heterogenitas yang luar biasa. Di sisi lain, Khofifah menyebut menjaga dan memperkuat persatuan menjadi salah satu PR (pekerjaan rumah) Bangsa Indonesia.
"Nomor satu persatuan, nomor dua persatuan, dan nomor tiga juga persatuan. Kalau bersatu, meski dalam perbedaan pendapat, akan menjadi bagian yang dapat dipahami (tafahum) dan tetap saling menghormati dan menghargai, sehingga akan terbangun ketenteraman, ketenangan, dan keamanan," katanya.
Baca Juga: Bicara Toleransi di UINSA, Khofifah Ungkap Pengalamannya Tangani Konflik di Tolikara Papua
Gubernur Khofifah kemudian mengungkapkan data indeks kerukunan umat beragama di Jawa Timur yang mencapai skor 77,8 pada tahun 2021. Di mana proses penilaian ini dilakukan setiap 4 tahun sekali.
"Skor 77,8 ini tertinggi antara provinsi di Pulau Jawa dan lebih tinggi dari skor nasional. Nilai ini menunjukkan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki tingkat kerukunan tertinggi di antara provinsi lain di pulau Jawa dan nilai ini sekaligus di atas nasional," jelasnya.
Menurut Gubernur Khofifah, tingginya tingkat kerukunan di Jatim menjadi social capital (modal sosial) yang luar biasa untuk membangun persatuan dan kesatuan antar masyarakat.
Baca Juga: Resmikan Han Palace dan Legacy Ballroom, Khofifah Optimistis Perkuat Sektor MICE di Jawa Timur
"Artinya, seluruh elemen strategis memberi penghormatan atas ikhitiar ini. Jadi perbedaan pendapat di antara kita InsyaAllah akan menjadi rahmat dan kebaikan bersama," imbuh Gubernur Khofifah.
Mantan Menteri Sosial RI tersebut juga berharap, hal ini menjadi modal bagi masyarakat untuk semakin mempererat tali silahturahim karena proses yang dilakukan terus terjalin.
"Sambung rasa dan sambung doa, karena kita ini semua bersaudara," imbuhnya.
Baca Juga: Khofifah Imbau Masyarakat Jawa Timur Waspada Cuaca Ekstrem dan Angin Kencang
Bekal dari proses silahturahmi ini, menurut Gubernur Khofifah juga sejalan dengan proses politik yang ada. Di manatugas para pemimpin adalah menjaga seluruh agama yang dianut warga bangsanya berjalan aman dan terlindungi.
Di kesempatan yang sama, Gubernur Khofifah mengajak pimpinan LDII untuk menguatkan dakwah bil maal. "Hal ini perlu dikuatkan untuk bersama-sama kita lakukan percepatan perwujudan kesejahteraan masyarakat," tambahnya.
Baca Juga: Khofifah Apresiasi Perajin Tenun Ikat Parengan Lamongan yang Tetap Eksis hingga Generasi ke-3
Di akhir, Gubernur Khofifah menyampaikan terima kasih atas semua kontribusi LDII Jawa Timur dalam bidang ekonomi, pendidikan, maupun sosial keagamaan. (dev/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News