Oleh: Dahlan Iskan
BISAKAH Prof Dr Denny Indrayana diperiksa polisi terkait dengan ''bocornya" putusan Mahkamah Konstitusi itu? Yakni soal sistem pemilu yang selama ini terbuka akan diputuskan menjadi tertutup?
Baca Juga: Ketua KPU Gresik Beberkan Regulasi dari MK soal Gugatan Pilkada 2024
Polisi bisa saja memanggil Prof Denny. Mungkin sebagai orang yang ''diminta keterangan''. Belum sebagai saksi, apalagi tersangka.
Bisakah polisi memaksa Prof Denny membuka siapa pemberi informasi itu?
Pertanyaan itu saya kirim ke Prof Denny via WA. Ia lagi di Melbourne, Australia. Mengajar di sana. Juga praktik jadi advokat di sana.
Baca Juga: Terungkap, Gus Miftah juga Rendahkan Mahfud MD, Cak Nun, Ustadz Maulana dan Yati Pesek
"Bisa," jawab Prof Denny. Mantan wakil menteri Hukum dan HAM di zaman Presiden SBY itu mengakui polisi bisa memanggilnya.
Denny juga mantan calon gubernur Kalsel yang kalah dalam Pilkada 2019 lalu.
"Kalau dipanggil polisi, apakah Anda akan membuka siapa pemberi informasi itu?" tanya saya.
Baca Juga: Duga Adanya Pelanggaran TSM di Pilkada Sampang, Paslon Mandat Ajukan Gugatan ke MK
"Tidak," jawabnya.
Saya tidak tahu apa konsekuensi yang diterima Denny kalau ia tidak mau membuka siapa informan itu. Bisa dianggap menyebarkan berita bohong?
Kalau saja Denny wartawan ia bisa berlindung di balik pasal ''hak tolak wartawan''. Wartawan punya hak untuk menolak siapa sumber beritanya. Itu bagian dari martabat profesi wartawan.
Baca Juga: Lengkapi Berkas Gugatan di MK, Pendukung Kotak Kosong Minta Pilkada Gresik Diulang
"Sayangnya Denny bukan wartawan. Dia punya izin advokat, maka profesinya Advokat," ujar Prof Dr Yusril Ihza Mahendra. "Sebagai advokat ia terikat UU Advokat dan Kode Etik Advokat yang tidak dibenarkan mengemukakan sesuatu yang belum diputus oleh pengadilan," ujar Yusril.
Karena Denny bukan wartawan, kalau ia tetap merahasiakan sumber informasinya, berarti ia yang harus menanggung isi tulisannya.
Denny kelihatannya siap sampai ke tahap itu. "Sumber saya sangat tepercaya," jawabnya.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong Gugat Hasil Pilkada Gresik 2024 ke MK
Kalau pun kelak Denny sampai diadili di urusan ini, pengadilannya akan seru. Ini sudah menyangkut hak bicara dan demokrasi.
Anda sudah tahu: nama Denny Indrayana viral beberapa hari terakhir. Ia mengatakan mendapat informasi akurat bahwa MK akan memutuskan sistem pemilu diubah dari proporsional terbuka ke tertutup. Enam hakim MK sudah memutuskan begitu. Tiga hakim lainnya bersikap disenting. Tapi akan kalah.
Heboh.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: 70 Persen Hakim Masuk Neraka
Menko Polhukam Prof Dr Mahfud MD menyebut polisi harus mengusut itu. Putusan MK yang belum diucapkan itu tergolong rahasia negara. Berarti ada kebocoran rahasia negara. Hukumannya berat.
Denny pun kemarin mengirim penjelasan klarifikasi. Katanya: di sini tidak ada soal kebocoran rahasia negara. Informasi itu, kata Denny, tidak ia peroleh dari orang dalam MK. Tapi dari sumber lain yang ia percaya kredibilitasnya.
Denny juga mengatakan dirinya tidak pernah menggunakan istilah dari ''sumber A1''. Istilah itu biasanya datang kalau informasinya dari intelijen.
Baca Juga: Elemen Masyarakat Jatim Dukung Putusan MK soal Netralitas ASN dan Polisi dalam Pilkada 2024
"Saya ini akademisi hukum dan praktisi hukum. Dalam keterangan saya yang lalu, saya sudah perhitungkan agar tidak ada kalimat yang bisa dijerat hukum," ujarnya.
Misalnya, ia tidak pernah mengatakan ''MK sudah memutuskan'' melainkan ''akan memutuskan''. Demikian juga ia tidak pernah mengatakan ''dapat bocoran'' melainkan ''dapat informasi''.
Dan ia juga klarifikasi: informasi itu bukan dari MK, bukan dari hakim MK atau staf MK.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
Tentu banyak yang sebel pada Denny. Tapi banyak juga yang senang. Siapa tahu justru dengan diungkapkan seperti itu MK memutuskan menolak gugatan penggugat. Konsekuensinya, berarti informasi yang diterima Denny tidak bisa dipercaya. Atau putusan MK sama dengan informasi yang diterima Denny. Berarti informasi itu benar.
Delapan fraksi di DPR kemarin seperti senang dengan langkah Denny ''membocorkan'' rencana putusan MK itu. Dengan demikian mereka bisa antisipasi. Yakni dengan cara membuat pernyataan bersama: ingin tetap sistem terbuka. Mereka menolak kalau ada rencana sistem tertutup.
Hanya fraksi PDI-Perjuangan yang tidak ikut di pernyataan bersama itu.
PDI-Perjuangan memang konsisten menginginkan agar rakyat di pemilu nanti cukup mencoblos partai. Tidak lagi mencoblos nama calon.
Dengan demikian partailah yang menentukan siapa yang duduk di DPR. Bukan siapa yang mendapat suara terbanyak. Kalau di satu dapil partai dapat tiga kursi, maka calon nomor 1 sampai 3 yang terpilih.
Sedang dengan sistem terbuka selama ini partai tidak bisa menentukan kualitas anggota DPR. Siapa pun yang dapat suara terbanyak ia/dia yang jadi. Biar pun secara kualitas kalah dengan yang lain.
Sistem tertutup oleh PDI-Perjuangan dianggap bisa memperbaiki kualitas DPR yang selama ini disorot tajam oleh publik.
Menko Mahfud MD, pernah diberitakan setuju dengan perubahan ini. Itu disiratkan Mahfud dalam acara internal PDI-Perjuangan dua tahun lalu.
Tokoh PKS seperti Mardani Ali Sierra juga pernah diberitakan setuju dengan perubahan itu.
Tapi siapa sih sebenarnya yang menggugat ke MK soal ini?
Bukan PDI-Perjuangan. Juga bukan tokoh seperti Prof Effendy Gazali. Yang menggugat itu ternyata enam orang. Nama-nama mereka begitu asing di telinga medsos.
Mereka adalah:
1. Demas Brian Wicaksono (pengurus DPC PDIP Probolinggo)
2. Yuwono Pintadi (anggota Partai NasDem)
3. Fahrurrozi (Bacaleg 2024)
4. Ibnu Rachman Jaya (warga Jagakarsa, Jaksel)
5. Riyanto (warga Pekalongan)
6. Nono Marijono (warga Depok).
Mereka menjadi bintang baru sekarang ini. Apalagi kalau gugatan mereka dikabulkan.
Kini giliran para calon legislatif yang asam-pedas-pahit. Kalau sampai sistemnya jadi tertutup akan terjadi kegaduhan yang berat di masing-masing partai.
Apalagi proses pencalonan sudah jalan. Mereka sudah banyak keluar uang. Uang bukan es: yang sudah mencair tidak bisa lagi dibekukan. (*)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan
Edisi 30 Mei 2023:
mzarifin umarzain
Embun tentu pagi. Embun di mobil saat hujan, hilang oleh dingin AC. Embun di langit, jadi hujan. Kabut bisa jadi embun.
Mbah Mars
eMbOeN pAgI Jika ditanya soal uang, setiap orang tidak akan berbeda agama. --Voltaire--
Amat K.
Emboen-emboen pagi di daun padi Kilauan emas sinar mentari Menghampar hijau bak permadani Ada harapan dalam nasib yang tak pasti
Yenita21
Ada apa dengan embun bah yeni ra ngerti koq setiap pagi oom perusuh omong emboen emboen an.... Ndak nyambung dngn catatan abah.....?
Liam Then
Mbahnya perusuh yang mulai, refleksi pikiran jernih di subuh hari. Soalnya kalo sudah siang, sore atau malam, macam - macam sudah isi komentar nya hahaha
Juve Zhang
Agak mirip dengan Joko Chandra Taipan yg jadi WN Papua Nugini akhirnya oleh pak Jokowi bisa di balikan malah di bui. Presiden sebelumnya gak "minat" . Kasus kasus kelas "berat" bisa di beres kan oleh petarung kelas "terbang" , pak Jokowi memang bukan kaleng kaleng. Pak Jokowi ini mirip om Jin Ping ,gak masalah dengan duit satu truk parkir di halaman rumah kalau ada masalah hukum ya jebloskan saja. JC jelas banyak duit nya. kalau aparat bisa di "selesai" kan oleh JC ,tidak mempan ke pak Jokowi. Itulah arti Sakti nya seorang Raja di Kerajaan Astina. Manakala peluru satu truk parkir di halaman rumah tapi gak mempan melukai sang Raja Astina.
Jimmy Marta
Aliran 8T pak Brew dah nantang untuk dibuka seterang2 nya. Namun bahaya menghadang. Air menggenang kemana mana dan mengalir sampai jauuuh... Wkwk...
Otong Sutisna
Bah ....ini sudah tahap mengganggu/bikin tak nyaman iklannya, setiap lagi ngetik komen muncullah iklan... ngetik lagi muncul lagi.... nulis ini saja sampai 5 x datang.... Sudahlah bah, CHD ini jadikan eklusif aja dengan berbayar seperti koran digital sebelah yang ada pilihan nya. Atau mungkin Abah mau saya utangin nih, gpp gak jadi nonton timnas, biar uang nya buat ngutangin.... Maaf ini mah bukan kritik, tapi hanya protes, curhat.... ups' ngedumel... Saya sudah mirip pak Pry gak bah ...., Ini sudah termasuk pedas ga ya.... sudah tambahin cabe domba 5 biji ... Sehat selalu bah dan semua sahabat disway
Mirza Mirwan
Ternyata Donald Trump dan Joe Biden tidak selalu berseberangan. Dalam menyikapi kemenangan Erdoğan dalam putaran kedua pilpres Türkiye, Trump dan Biden sama-sama menyampaikan ucapan selamat. Biden melalui akun resmi POTUS di twitter, seperti saya kutip kemarin, sedang Trump melalui Truth Social, platform medsos bikinannya. Bedanya, ucapan selamat dari Trump lebih panjang dan "tremendous". "Congratulations to President Recep Tayyip Erdoğan on his big and well deserved victory in Turkey. I know him well. He is a friend, and have learned firsthand how much he loves his country and the great peoplw of Turkey, which he has lifted to a new level of prominence and respect," tulis Trump. Kemarin saya menuliskan hasil perolehan suara saat penghitungan baru mencapai 99,85% suara. Setelah 100% suara dihitung, hasil akhirnya Erdoğan meraih 52,18% (27.834.692 suara), Kiliçdaroğlu meraih 47,82% (25.504.552 suara).
Otong Sutisna
Justru jadi tahanan mertua itu enak, gak usah mikirin sewa kamar, listrik, beras....ayo jangan takut para jomblo, setahun merasakan vila mertua indah, gpp....buat pengalaman. Yang susah itu kalau lagi ....tidak bisa sambil teriak - teriak.
Liam Then
Kenapa USA suka ngerecoki Tiongkok? Padahal dulu waktu oerang dunia ke II, sekutu erat, pesawat Amerika pulang nya ke Tiongkok sehabis ngebom Jepang. Selepas perang dunia kedua, Tiongkok bahkan menjadi anggota tetap dewan keamanan PBB , bersama-sama dengan Prancis,USA,Inggris,Uni Soviet karena dianggap sebagai pelaku penting atas kemenangan sekutu waktu itu. Menurut artikel Los Angeles Times tahun 1995, bahkan dekade 70-an,80-an , Tiongkok masih diperlakukan sebagai "partner strategis", dalam bentuk kerja sama militer, pelatihan. Ini cocok kronologinya, Deng Xiao Ping mulai pegang kuasa tahun 1976, hubungan dengan Amerika sedang mesra-mesranya, sampai-sampai Mr.Deng telpon tengah malam ke presiden minta "ok" untuk kirim mahasiswa belajar ke Amerika, pun masih diangkat teleponnya. Kata artikel itu,semua berubah ketika analis keamanan AS, melihat pola yang sama, perkembangan Tiongkok dengan mulai Bangkitnya Jerman pada tahun 1800-an, Jepang pada tahun 1920-an. Juga pertumbuhan ekonomi Tiongkok sejak tahun 80-an selalu dikisaran 9% bahkan ke 12% . Jadi sejak tahun 1990-an , ada pergeseran paradigma oleh AS ke Tiongkok. Jika dipikirkan hebat sangat analis Amerika waktu itu, analisanya sangat tepat. Tapi hal yang paling utama adalah ambisi AS yang tambah luar biasa mulai tahun 1990-an, pasca bubarnya Uni Soviet dan Unifikasi Jerman. Amerika mulai mempermasalahkan Tibet, wilayah atap dunia, kecenderungan dukungan pada Tibet merdeka tambah kuat.
Liam Then
Sebab apa Amerika mulai ngerecoki Tiongkok dengan secara malu-malu kucing mendukung Tibet merdeka, yaitu ambisi, pertimbangan strategis, Tibet itu hulunya sungai Huang He, Yang Tze, Indus,Mekong, Brahmaputra, Gangga. Bayangkan nilai strategisnya. Tibet sampai dijuluki Water Tower of Asia. Air adalah sumber kehidupan. Disini kita bisa lihat betapa di Amerika sana, pandangan mereka demi masa depan dan kedigjayaan nasional mereka begitu jauh kedepan. Semuanya mereka perhitungkan, demi kejayaan negara mereka. Seperti biasa ngomongin negara luar ,tentu tak afdol jika tidak mengomentari negeri sendiri. Lantas dikita sini, bagaimana semangat pemimpin ,pengurus negeri? Apakah cukup ambisius? Apakah cukup wawasan Kedepan? Seperti analis Amerika diatas? Melihat dan membaca berita, yang ada terbaca sekjen partai kena kasus, kayaknya ungkapan yang paling cocok ; "Belanda masih jauh"
Mbah Mars
Akhirnya sejarah NBA belum berubah. Bah tim yg sudah kalah 3 kali di babak play off belum pernah ada yg bisa menang. Boston Celtic yg bermain di kandang justru dibekap habis oleh Miami Heat. Slogan Beat the Heat gagal total. Heat keluar sebagai jawara NBA wilayah timur. Heat akan bentrok versus Nuggets dalam perebutan kampiun NBA 2023. Om Jimmy njagohi siapa ? Saya pegang Nuggets.
Pryadi Satriana
'Ngeseng' iku biasa Ora iso 'ngeseng' iku masalah 'Ngeseng' ora usah jijik Lha wong 'dapurmu' saben dina yo 'ngeseng' ae kok ... Lek durung 'ngeseng' ndhang 'ngeseng' kono Ben 'entut'-mu ora mambu badheg! #'ngeseng' teratur awak sehat negara kuat#
Juve Zhang
Selingan Teknologi: beberapa hari lalu pak LBP ke Shenzhen menyaksikan tanda tangan kerjasama Mobil Listrik dengan BYD. Yg harus di ingat oleh pak LBP teknologi BYD bukan menggunakan Nickel , agar tak salah persepsi bahwa Nikel itu masa depan Mobil listrik. Ada yg pake batere nikel misal Tesla. Masing masing pabrikan punya riset sendiri. Mengapa Tesla meng "prank" pak LBP dengan membatalkan pabrik EV nya ? Nampaknya prediksi Tesla salah dalam permintaan mobil listrik. Batere Nikel terlalu mahal otomatis harga moblis mahal. Nah BYD cerdik pake bahan baku murah lithium besi pospat. Sehingga harga jual mobilnya terjagkau konsumen efeknya mereka mampu menyalip Tesla dalam penjualan . Semoga Pemerintah kita sadar nikel bukanlah mirip Saudi Arabia dengan minyak bumi nya yg membuat SA kaya raya. Nikel masih dipakai tentu saja di industri lain cuma dulu pak Jokowi sepertinya dapat info keliru bahwa Nikel artinya Moblis. Malah riset terakhir pabrikan moblis menggunakan Sodium atau Garam yg lebih murah meriah lagi. Kekuatan Riset bisa membalikan persaingan Tesla yg sangat jagoan di Moblis pun takluk sama Riset BYD yg memang bukan kaleng kaleng. Nampaknya tujuan Pak LBP ke BYD ingin mendapatkam Moblis yg murah meriah .
Rihlatul Ulfa
Apakah Disway puny akun Twitter? jika belumj, rasanya harus punya. Twitter sekarang berubah menjadi portal berita terkini, dengan 'trending' slogan pembicaraan paling banyak dibahas. mereka para pejabat pun sekarang lebih banyak menggunakan Twitter untuk mengungkap kasus atau klarifikasinya.
Rihlatul Ulfa
Saya sempat terpikat sangat dalam, saat Prof Mahfud MD, membongkar kasus 349 triliun itu. jalannya yang tegas dan terlihat keren, kata-katanya yang termat keren saat debat dengan tiga orang yag ditantang sebelumnya melalui Twitter. seperti 'benar-benar setetes air dipadang tandus' tapi rasanya, Mahfud MD tidak secerdik yang saya pikirkan, ia akhirnya terjebak, terjebak sangat dalam. buntut kasus Denny Indrayana yang mendapatkan informasi dugaan putusan MK. Mahfud MD sangat gegabah 'mengatalan bahwa Denny Indrayana membocorkan rahasia negara' dan memperintahkan polisi untuk mengusutnya. disisi lain, secara gamblang dan masih hangat diingatan bahwa saat gelar rapat di gedung DPR selama 8 jam itu, Mahfud MD mengatakan bahwa 'ia tahu akan ada demo dimana saja, kekuatannya berapa, dan harus berapa personel kepolisian yang diturunkan, bersumber dari BIN' sedangkan jika putusan MK benar adanya, sedangkan putusan bersifat final dan mengikat. jadi percuma jika sudah diketok palu, masyarakat bisa apa? (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News