TRENGGALEK, BANGSAONLINEA.com - Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek Novita Hardini menyatakan persoalan stunting tidak bisa dibebankan pada satu institusi semata, namun harus diatasi secara bersama oleh semua golongan.
“Intervensi untuk penekanan stunting ini dilakukan dari berbagai sektor, mulai dari pendidikan sampai ke pendampingan di beberapa lintas sektor,” kata Novita usai jadi narasumber dalam rangka peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar di Agro Park Trenggalek, Jumat (2/6/2023).
Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut RAPBD 2025 Disahkan Jadi Perda
Lebih lanjut, Novita mengatakan Pemerintah Kabupaten Trenggalek saat ini telah berhasil menekan prevalensi stunting hingga di angka 6,7 persen.
“Ini menjadi indikator bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintah dan seluruh kader-kader ini menuai keberhasilan,” terangnya.
Kendati demikian, stunting di Kabupaten Trenggalek harus terus ditekan melalui gotong-royong oleh seluruh stakeholder.
Baca Juga: Ketua DPRD Trenggalek Sebut Anggaran Pembangunan Jalan 2025 Bertambah dari 80 Jadi 90 Miliar
Menurutnya, masih banyak peran yang perlu distimulasi untuk bisa memberikan kontribusi dalam penekanan stunting dan mendampingi para keluarga yang ada di Kabupaten Trenggalek.
Novita mengatakan hambatan dari persoalan stunting adalah budaya dan masyarakat yang ada di dalam garis mental blok. Artinya, masyarakat merasa cukup dengan apa yang mereka dapat.
“Jadi meskipun diberikan pendidikan, pendampingan, tapi kalau mereka merasa itu bukan sebuah masalah, ya kita intervensinya agak sedikit terhambat di situ,” ucapnya. (man/adv/ns)
Baca Juga: Komisi III DPRD Trenggalek Bersama Dinas PKPLH dan PUPR Bahas RKA 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News