Lujeng Sudarto Berharap Mas Dion Bupati Pasuruan 2024

Lujeng Sudarto Berharap Mas Dion Bupati Pasuruan 2024 Dari kanan, Lujeng Sudarto, Sudiono Fauzan, dan Kabag Kesbangpol Edi.

PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Ketua LSM Pusaka Lujeng Sudarto berharap Ketua DPRD Sudiono Fauzan menjadi Bupati Pasuruan 2024. Harapan itu ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam kegiatan sosialisasi deteksi dini konflik masyarakat yang digelar kesbangpol di Oro-Oro Ombo Kulon, Rembang, Kabupaten Pasuruan, Senin (10/7/2023).

"Bupati 2024, saya berharap Pak Dion jadi bupati," kata Lujeng yang merupakan aktivis senior di Pasuruan tersebut.

Menurut Lujeng, Mas Dion sangat layak memimpin Kabupaten Pasuruan karena memiliki rekam jejak politik baik, serta integritas dan kapasitasnya tak perlu diragukan lagi. Selain itu, yang terpenting Dion selama ini relatif minim tersandera dengan kepentingan pribadi.

"Dia relatif memiliki integritas yang baik dan tidak mengutamakan kepentingan pribadi," ujarnya.

Di samping itu, lanjut Lujeng, Sudiono Fauzan memiliki basis pergerakan di berbagai organisasi. "Artinya, mudah memahami dan memperjuangkan kepentingan dan kebutuhan rakyat Pasuruan," ucapnya.

Karena itu, Lujeng menilai Sudiono Fauzan adalah tipikal pemimpin pergerakan, bukan tipe pencitraan.

"Contohnya seperti figur yang suka pamer foto saat momen hari besar, sementara kinerjanya tidak jelas dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di wilayah Kabupaten Pasuruan," cetus Lujeng.

Lujeng mengungkapkan, Kabupaten Pasuruan adalah daerah yang memiliki potensi alam luar biasa. Mulai dari kawasan industri, pegunungan, dan laut. Namun, indeks pembangunan manusianya rendah.

Sudiono Fauzan berjanji,  kalau memang ditakdirkan jadi bupati, dia akan tetap menjaga komunikasi dengan lintas lembaga. 

"Saya akan selalu mengedepankan kepentingan rakyat daripada kepentingan pribadi," kata Dion.

Ia menyatakan,  selama menjadi Ketua DPRD Pasuruan dua periode, tidak pernah mementingkan kebutuhan pribadi. Dia komitmen dengan dirinya sendiri tidak akan melanggar sumpah jabatannya.

Bahkan, meski memangku sejumlah lembaga pendidikan, Dion mengaku tidak pernah memanfaatkan dinas-dinas untuk mengalokasikan anggaran pemerintah untuk lembaganya sendiri.

"Saya itu punya lembaga TPQ, TK, SD, Madin, tapi gak pernah saya memanfaatkan dinas pendidikan atau dinas lainya. Boleh dicek," tegas Sudiono di hadapan para aktivis LSM se-Pasuruan raya. (afa/rev)