
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Susu kental manis diproduksi dengan menghilangkan sebagian besar air dari susu sapi melalui proses penguapan, sehingga susu mengental. Selanjutnya, susu akan diberi tambahan gula yang sangat banyak agar rasanya menjadi manis dan tahan lama.
Kandungan nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang anak seperti protein, vitamin D, kalsium, dan vitamin B12 tergolong rendah dari kandungan dalam susu kental manis. Susu kental manis mengandung gula 2 kali lipat lebih banyak daripada susu sapi biasa.
Makanan dan minuman tinggi gula memang dapat menaikkan berat badan dengan efektif, namun juga akan meningkatkan risiko terjadinya obesitas pada anak, sehingga menimbulkan berbagai penyakit berbahaya.
Dilansir dari Alodokter, anak-anak usia belum genap 2 tahun tidak dianjurkan mendapatkan tambahan gula sama sekali, baik dari makanan atau minuman. Sementara itu, anak-anak berusia 2-18 tahun dianjurkan mengonsumsi tidak lebih dari 6 sendok teh gula per hari.
Dikarenakan alasan-alasan tersebut maka susu kental manis tidak dianjurkan diberikan kepada anak di bawah usia 2 tahun, apalagi kepada bayi.
Berikut dampak mengonsumsi susu kental manis pada anak, yaitu:
1. Gigi berlubang
Jika mengonsumsi terlalu banyak makanan dan minuman tinggi gula, seperti susu kental manis, dapat menyebabkan gigi berlubang dan sakit gigi. Apalagi kebersihan gigi dan mulut kurang terjaga.
2. Obesitas
Makanan dan minuman tinggi kadar gula dapat membuat anak menjadi suka makanan-makanan manis. Hal itu membuat anak mengonsumsi jauh lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan.
Makanan dan minuman tinggi gula sangat cepat diproses tubuh, sehingga menyebabkan seseorang yang mengonsumsinya cepat merasakan lapar. Akibatnya anak sering makan dengan pilihan makanan yang tinggi kalori dan gula. Dampaknya ialah terkena obesitas.
3. Resistensi insulin
Resistensi insulin merupakan kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik. Hal itu dapat mengakibatkan diabetes tipe 2, kolesterol tinggi, aterosklerosis, perlemakan hati, gangguan siklus menstruasi, dan penyakit jantung koroner.
(ans)