JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Presiden Joko Widodo ternyata berbeda sekali dengan presiden-presiden RI sebelumnya, termasuk Soeharto. Jika presiden-presiden sebelumnya menjelang lengser keprabon (turun tahta) menyiapkan diri untuk madep pandito ratu (ibadah mendekatkan diri pada Tuhan untuk tobat) Jokowi justru terang-terangan mengatakan akan cawe-cawe politik.
Sikap politik Jokowi itu tampaknya gayung bersambut dengan sikap politik Prabowo Subianto, calon presiden dari koalisi Gerindra dan PKB. Mantan menantu Presiden Soeharto itu selain “tegak lurus” di belakang Jokowi juga cenderung menjadikan mantan gubernur DKI Jakarta itu sebagai “patron politik” pada Pilpres 2024.
Baca Juga: Elemen Masyarakat Jatim Dukung Putusan MK soal Netralitas ASN dan Polisi dalam Pilkada 2024
Bahkan, menurut laporan Majalah Tempo edisi terbaru, 17-23 Juli, Prabowo mempertimbangkan Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, untuk mendampingi dirinya sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2024 yang pendaftarannya akan berlangsung pada akhir Nopember 2023.
Prabowo memang sangat ingin mendapat dukungan Jokowi. Dan Prabowo tampaknya cukup cermat membaca suasana kebatinan Jokowi dan keluarganya yang mulai kecewa terhadap PDIP, terutama pada Megawati Soekarnoputri sebagai ketua umum partai berlambang moncong putih itu.
Namun Gibran terganjal aturan usia minimal 40 tahun untuk running pilpres. Dalam Pasal 169 huruf q UU Pemilu berbunyi, “Persyaratan menjadi calon Presiden dan calon wakil presiden. Adalah berusia paling rendah 40 (empat puluh) tahun.”
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
Tapi jangan khawatir. UU Pemilu bisa disiasati, meski jelas sangat tak etis.
Caranya? Gugat saja UU Pemilu itu ke Mahkamah Konsitutsi (MK). Maka Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengajukan permohonan uji materi aturan Pemilu itu lewat MK. PSI yang calegnya banyak dari kalangan etnis Tionghoa dan Kristen itu meminta Mahkamah Konstitusi mengubah syarat minimal umur capres-cawapres menjadi 35 tahun. Gibran sendiri sekarang berusia 35 tahun.
Hingga kini MK belum mengumumkan putusan. Sempat tersiar informasi bahwa MK akan memutuskan pada awal Juli, namun mundur pertengahann Juli. Masih diulur-ulur. Maklum, gugatan usia capres-cawapres ini sangat sensitif. Pasti menuai reaksi keras dari rakyat, jika gugatan itu dikabulkan. Apalagi hanya untuk mengakomodasi kepentingan politik seseorang.
Baca Juga: Laporkan Fufufafa dan Esemka ke Layanan "Lapor Mas Wapres", Pakar Forensik Ini Kecewa, Kenapa
“Tapi ketua MK-nya kan ipar Pak Jokowi,” kata seorang netizen dengan emoji tertawa dan juga cemberut.
Menurut Majalah Tempo, Prabowo menyarankan Gibran maju Pilpres sejak lama. Pada pertengahan Juni 2022. Saat itu Gibran, tulis Tempo, berkunjung ke kediaman pribadi Prabowo di Hambalang Bogor. Saat itu Prabowo menanyakan Gibran tentang rencana politik seusai menjabat wali Kota Solo.
Mengutip orang dekat Prabowo, Tempo membeberkan bahwa Gibran menimbang maju menjadi calon gubernur Jawa Tengah atau DKI Jakarta. Namun Prabowo justru menyarankan Gibran berlaga pada Pilpres 2024.
Baca Juga: Saluran Pengaduan Ala Gibran, Manuver Politik yang Bumerang
“Prabowo sekarang menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi mengenai uj materi yang didaftarkan oleh PSI,” tulis Tempo.
Prabowo – sekali lagi – piawai membaca suasana kebatinan Jokowi. Ketika melawat ke luar negeri awal Juli lalu Jokowi sempat bertanya kepada Prabowo tentang peluang Erick Thohir, Menteri BUMN, menjadi cawapres pendambing Prabowo. Mantan Danjen Kopassus itu menjawab: menunggu putusan Mahkamah Konstitusi.
Prabowo bertemu kembali Gibran pada Jumat (5/Juni/2023). Saat itu Prabowo bertemu Gibran di angkringan Omah Semar Solo. Pertemuan itu menarik karena hanya berdua dan setelah pertemuan itu relawan pendukung Jokowi langsung mendeklarasikan dukung Prabowo.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Jadi saran Prabowo pada Gibran maju Pilpres bukan basa-basi tapi serius dan intensif. Bahkan tokoh atau kiai yang pernah disowani Prabowo bercerita bahwa Prabowo menanyakan kemungkinan Gibran jadi cawapresnya, disamping Erick Thohir dan tokoh lain.
Gibran enggan menanggapi pencalonnya sebagai cawapres. “Silakan tanya lembaga survei,” jawab Gibran kepada Tempo, Kamis (13/7/2023).
Seorang kiai di Jawa Tengah yang sempat disowani Prabowo bercerita bahwa Prabowo sangat percaya kepada Jokowi. “Pak Prabowo sangat percaya dan tergantung Pak Jokowi, karena Pak Jokowi dianggap masih membawahhi sejumlah instansi yang sangat berpengaruh, termasuk insitusi Polri,” kata kiai yang juga pengurus PKB Jateng itu.
Baca Juga: Prabowo ke China Bawa Tommy Winata dan Prayogo Pangestu, Siapa Dua Taipan Itu
Orang dekat Prabowo juga bercerita bahwa Prabowo menawarkan Partai Gerindra sebagai konsesi politik pada Jokowi. “08 mempersilakan Pak Jokowi untuk memanfaatkan Gerindra, baik untuk Pak Jokowi maupun anak-anaknya,” kata orang dekat Prabowo yang enggan disebut namanya. Di kalangan orang dekatnya Prabowo akrab dipanggil 08.
Maksudnya Jokowi sebagai ketua umum Partai Gerindra? “Ya mungkin saja. 08 kan orang sangat ikhlas,” katanya.
Prabowo memang tampak mempertaruhkan segalanya untuk Jokowi. Tak aneh, jika belakangan Jokowi lebih banyak mengajak Prabowo dalam beberapa acara ketimbang Ganjar Pranowo.
Baca Juga: China Bakal Bantu Pendanaan Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
Hasilnya, elektabilitas Prabowo merangkak naik mengalahkan Ganjar, meski hanya beberapa digit. Namun sejumlah pihak, termasuk orang dekat Prabowo, masygul dan cemas jika Prabowo menggandeng Gibran sebagai cawapres.
“Yang diuntungkan pasti Ganjar dan PDIP,” katanya. “Karena banyak amunisi untuk menjatuhkan Gibran. Sementara Pak Jokowi semakin mendekati akhir jabatannya semakin mengecil pengaruhnya. Bahkan hasil survei Indostrategic yang dimuat CNN sebanyak 56,6 persen tak akan patuh pada arahan Jokowi terkait Pilpres 2024. Jadi semakin mendekati akhir jabatan Jokowi kan makin kehilangan pamor,” tambahnya.
Ia mencontohkan kasus Presiden Sususilo Bambang Yudhoyono (SBY). “SBY saat itu sangat kuat. Pada pilpres periode kedua, SBY dipasangkan dengan kambing pun menang. Tapi saat menjelang akhir kepemimpinannya semua pimpinan partai menjauh. Saya masih ingat Muhaimin Iskandar, ketua PKB, yang diangkat sebagai Menteri Transmigrasi oleh SBY, malah dada lala kepada Presiden SBY. Padahal saat itu SBY masih menjabat presiden,” katanya.
Baca Juga: Desak Presiden Prabowo Adili Jokowi, Massa Aksi 411 Serukan Ganyang Fufufafa
Beberapa sumber BANGSAONLINE, termasuk kalangan kiai dan nyai yang selama ini mendukung Prabowo, mengaku kaget mendengar Prabowo mau menggandeng Gibran.
“Benar ta. Saya baru tahu sekarang,” kata seorang kiai yang juga tokoh NU. “Kalau Bowo gandeng Gibran saya gak mau ikut-ikut,” katanya.
Kenapa? “Masak dari 273 juta lebih rakyat Indonesia gak ada kepalanya semua. Berarti Indonesia sudah mengalami krisis generasi sangat parah. Masak Indonesia yang merupakan negara super besar mau dipimpin anak kecil yang belum ada prestasinya. Batasan usia minimal 40 tahun sudah sangat pas untuk capres-cawapres. Itu sesuai Hadits Nabi. Mbok yo Pak Jokowi madep pandito ratu, ndak usah membangun dinasti politik dan oligarki politik yang bisa menyebabkan su’ul khatimah (berakhir dengan buruk),” katanya.
Namun ada juga yang bersyukur. "Ini benar? Prabowo milih Gibran jadi cawapres?'" tanya seorang ibu rumah tangga bernama Nur Intan Santi Sitaresmi kepada BANGSAONLINE.
Ketika dijwab ya, ibu asal Situbondo yang kini tinggal di Malang itu langsung bersyukur. "Syukur....semoga gak jadi," katanya serius. (MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News