BANGKOK, BANGSAONLINE.com - Sambutan Prof Nopraenue Sajjarax Dhirathiti cukup hangat. Usai pertemuan dan makan siang, Vice President Mahidol University itu mempersilakan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dan rombongan keliling kampus menyaksikan berbagai unit bangunan di kampus ternama itu.
Lahan kampus Mahidol University sangat luas. Karena itu tak bisa jalan kaki. Prof Nopraenue Sajjarax memerintahkan stafnya yang mengurusi transportasi kampus. Maka muncullah kendaraan kampus yang bentuknya mirip odong-odong.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
Kiai Asep dan istrinya, Nyai Fadilah serta rombongan naik kendaraan yang didesain mirip bus tapi sekelilingnya terbuka itu. Ada dua perempuan muda dari Mahidol University yang menjadi tour guide. Kami berkeliling sekitar setengah jam.
Nah, dari situlah saya bisa menyaksikan berbagai sudut bangunan, gedung dan aktivitas para mahasiswa dan mahasiswi di kampus yang cukup populer itu. Ternyata mahasiswa Mahidol University banyak yang pakai sepeda onthel. Saya juga melihat di tempat parkir banyak sekali sepeda onthel diparkir. Tentu ini tren positif. Idealnya semua kampus membudayakan sepeda onthel. Karena sepeda tidak identik dengan kendaraan orang miskin. Melainkan alat trasportasi untuk kesehatan.
Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto
Para mahasiswa Mahidol Unversity naik bus "odong-odoang" di kampusnya. Foto: m mas'ud adnan/bangsaonline
Keunikan lainnya, para mahasiswa Mahidol Univresity memakai pakaian seragam. Persis siswa SMA di Indonesia. Tapi khusus S1. “S2 dan S3 pakaian bebas. Di luar jam kuliah, semua bebas ketemu dosen pakai sandal, celana pendek,” tutur Dr Zamal Nasution, alumnus Mahidol University.
Warna baju para mahasiswa S1 itu putih, sedang celana atau roknya berwarna hitam. Rata-rata rok mereka selutut. Bahkan banyak yang di atas lutut.
Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga
Saya mendekati Dr Mauhibur Rokhman (Gus Muhib), Rektor Universitas KH Abdul Chalim. Saya tanya bagaimana kalau santri Amanatul Ummah kelak kuliah di kampus ini. Bukankah para santri Amanatul Ummah berjilbab atau menutup aurat, sementara mahasiswi Mahidol University pakai rok tinggi-tinggi?
Menantu Kiai Asep Saifuddin Chalim itu menjawab santai. “Kita justru untuk mewarnai,” kata Gus Muhib yang alumnus Universitas Al Azhar Mesir.
Apalagi selama ini banyak anak-anak Thailand yang menjadi santri Amanatul Ummah di Pacet Mojokerto. Diantara mereka sudah banyak yang lulus dan kembali ke Thailand. Bahkan ada sekitar 6 santri Thailand lulusan Amanatul Ummah mendatangi Mairoz Hotel, tempat Kiai Asep dan istrinya Nyai Alif Fadilah menginap. Mereka sudah bekerja di Thailand. (bersambung)
Baca Juga: Di Depan Pergunu Jatim, Kiai Asep Sebut Khofifah Cagub Paling Loman alias Dermawan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News