BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Nelayan dari Desa Kwanyar Barat, Kecamatan Kwanyar, Bangkalan, merasa resah belakangan ini. Sebab, alat tangkap tradisional yang juga dikenal dengan sebutan Sero itu mengalami kerusakan lantaran diterjang kapal yang melintas.
Menurut Ketua Himpunan Nelayan Sero Kwanyar (HNSK), Moh Siheb, alat tangkap ikan yang terdiri dari 2 pancang pohon kelapa, sekira melintang 7 meter di atas permukaan laut, dengan kedalaman mencapai 12-15 meter itu tidak mengganggu, baik terhadap biota laut maupun laju transportasi kapal melintas.
Baca Juga: Serap Aspirasi di Bangkalan, Cagub Luluk Janji Tingkatkan Kesejahteraan Nelayan
"Alat tangkap ini sedari dari zaman nenek moyang kita sudah ada dan hanya dimiliki warga kanyar, dan setiap alat tangkap sama nelayan di beri lampu sebagai penanda kalau malam hari agar tidak diterjang kapal," ujarnya, Selasa (19/6/2023).
Setiap alat tangkap yang rusak, ia mengatakan bahwa nelayan dapat merugi kisaran Rp20 juta untuk membuat alat tangkap baru dan juga membutuhkan waktu berhari-hari.
"Kalau rusak harus memakan waktu beberapa hari untuk menancapkan pohon kelapa atau bambu, itupun kita harus menyesuaikan dengan kondisi air laut pasang atau tidaknya, manalagi pohon kelapanya sekarang susah," katanya.
Baca Juga: Cawagub Lukman Gelar Sarasehan Bareng Emak-Emak di Bangkalan
Ia berharap, keluhan dari para nelayan terkait kerusakan alat tangkap ikan, dapat didengar dan diberikan solusi oleh pemerintah terkait, agar kejadian itu tidak berulang dari disetiap tahunnya.
"Besar harapan saya, hnsk ini menjadi jembatan para nelayan untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah terkait, agar tidak terjadi keluhan seperti ini dan ada bentuk pertanggung jawaban dari pihak kapal yang telah merusak alat tangkap nelayan," paparnya.
Sementara itu, Plt Bupati Bangkalan, Mohni, ingin agar HNSK menjadi wadah untuk kemajuan nelayan. Ia pun berpesan agar tidak ada perselisihan lagi antar nelayan.
Baca Juga: Paslon Luman Didukung Kiai di Bangkalan saat Lukman Silaturahmi ke Ponpes Salafiyah Sya'idiyah
"Saya harap tidak ada konflik baik dari nelayan Bangkalan maupun dari luar, setiap ada permasalahan harus diselesaikan dengan cara yang baik dan benar baik itu menyangkut persoalan hukum," ucapnya. (mil/uzi/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News