NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Zulfia Rindana Putri, balita berusia 11 bulan anak pasangan suami istri Paini (36) dan Binarti (32) warga RT 01/RW 05 Dusun Brayung Desa Sumberurip Kecamatan Berbek mengalami nasib yang kurang beruntung. Dia divonis mengalami gizi buruk, badannya terlihat kurus, beratnya hanya 4 kilogram, sehingga balita tersebut kelihatan hanya seperti kulit dan tulang saja.
Selain itu, ibu yang melahirkannya empat bulan lalu juga menderita epilepsi dan sering kambuh. Ketika penyakitnya kambuh, sang ibu tidak mau menyusui Zulfia. Hingga neneknya, Warni (53) bersusah payah meminta tolong tetangganya untuk menyusui Zulfia. Sedangkan bapaknya yang pekerja serabutan, hanya pasrah menerima nasib anaknya karena memang ekonominya bisa dibilang kurang mampu.
Baca Juga: Pj Bupati Nganjuk Terima Penghargaan UHC pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
"Setiap ibunya sakit, Zulfia saya bawa ke tetangga dan meminta tolong untuk menyusui, sebab saat kambuh, ibunya tidak mau menyusui, sedangkan untuk membeli susu bubuk saya tidak mampu," kata Warni.
Warni juga menyebut, selama ini anak tersebut belum mendapatkan bantuan Jamkesmas. Sebenarnya, keluarganya sudah dibuatkan surat keterangan tidak mampu oleh kepala desa setempat. Namun surat keterangan miskin untuk pengajuan Jamkesmas ditolak Dinas Kesehatan.
"Pada surat keterangan itu oleh dinas distempel jangan menggunakan hak orang miskin dan juga jangan pura-pura mengaku orang miskin nanti benar menjadi orang miskin," keluh Warni.
Baca Juga: Pj Bupati Nganjuk Bahas Ketahanan Pangan di Peringatan HKG PKK ke-52
Padahal, keluarganya benar-benar tidak mampu, akan tetapi pengajuannya untuk memperoleh jaminan kesehataan dari pemerintah ditolak mentah-mentah oleh dinas terkait. Kejadian pahit juga dialaminya waktu memeriksakan Zulvia ke bidan desa. "Saat Zulfia saya mintakan imunisasi dan minta tindik, ada penolakan dari bidan," ujar Warni.
Warni mengaku, tidak mampu membawa cucunya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Pekerjaan serabutan yang ditekuni Paini, bapak Zulvi ditambah hasil mengelola sawah yang hanya secuil, tidak mungkin untuk membiayai cucunya ke rumah sakit.
”Kami hanya berharap ada orang yang mau menolong cucu saya, supaya dia bisa tumbuh normal seperti anak-anak lainya,” harapnya. (dit/lan)
Baca Juga: Museum Anjuk Ladang Gelar Pameran Bertema Jejak Rempah Nusantara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News