Jelang Pemilu 2024, MUI Gresik Gelar FGD dengan Tema ‘Menolak Serangan Fajar’

Jelang Pemilu 2024, MUI Gresik Gelar FGD dengan Tema ‘Menolak Serangan Fajar’ MUI Gresik saat menggelar FGD dengan para ketua parpol, toko masyarakat, akademisi, dan penyelenggara pemilu. Foto: Ist.

GRESIK, BANGSAONLINE.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan mengangkat tema ‘Menolak Serangan Fajar’, di Kantor MUI setempat, Selasa (17/10/2023), kemarin.

FGD mengundang ketua partai politik (parpol), akademisi, tokoh masyarakat (tomas), budayawan, serta penyelenggara pemilu.

Kegiatan ini, digelar menyikapi maraknya praktik (politik uang) di masyarakat.

Ketua Umum MUI Kabupaten , KH Mansoer Shodiq menyampaikan bahwa, FGD dalam rangka ikut merasakan keprihatinan masyarakat dengan maraknya (politik uang).

"Sudah banyak kejadian, disaat pemilu usai, dan banyak calon yang berharap jadi, ternyata tidak terpilih, alhasil yang bersangkutan jadi pasien psikiater. Penyebabnya antara lain, yang hanya beberapa menit jelang coblosan. Untuk itu, besar harapan kami, agar berkumpulnya para tokoh ini, untuk mencari solusi atas masa depan demokrasi bangsa kita," ucap Kiai Mansoer.

Ketua MUI Bidang Dakwah, Prof Dr H Abdul Chalik mengungkapkan, demokrasi Indonesia saat ini masih berkutat pada demokrasi prosedural.

"Kedepan harusnya terus dikejar demokrasi substansial, yaitu proses demokrasi yang bisa melahirkan pemimpin yang benar-benar bisa mensejahterakan rakyat," ucapnya.

Menurut Prof Cholik, sejak pasca reformasi sampai sekarang yang berjalan hanya demokrasi prosedural, karena demokrasi saat ini cenderung fokus pada kandidasi.

"Sementara di negara-negara maju, kandidat tetap menjadi salah satu faktor, namun faktor penentu adalah sistem. Konsekuensinya di demokrasi Indonesia adalah yang punya popularitas dan figuritas tinggi yang dipandang oleh parpol," terang Guru Besar Universitas Islam Negeri Surabaya (UINSA) ini.

Prof Cholik menambahkan, problem yang lahir dari fokus kandidasi, adalah, orang-orang yang punya 'tas besar', tanpa dibarengi dengan kualitas, akan terpilih.

Sementara itu, Ketua DPC PKB , Much Abdul Qodir mengungkapkan, stagnannya indeks demokrasi di Indonesia, salah satu faktornya adalah, .

Lihat juga video 'Viral! Video Manusia Menikahi Kambing di Gresik, Bupati Mengecam: Jahiliyah!':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO