Prof Dr KH Tolchah Hasan: AHWA seperti Benar, Tapi Mengandung Kebatilan

Prof Dr KH Tolchah Hasan: AHWA seperti Benar, Tapi Mengandung Kebatilan Prof Dr KH Tolchah Hasan. Foto: suarasantri

MALANG, BANGSAONLINE.com - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr KH Tolchah Hasan ternyata punya penilaian khusus terhadap gerakan ahlul halli wal aqdi (AHWA) yang belakangan terkesan dipaksakan oleh elit PBNU. Menurut dia, AHWA versi elit PBNU itu seolah mengandung kebenaran, tetapi sejatinya mengandung maksud kebatilan

”Seperti ungkapan terkenal huwa kalimatul haq wa uridu biha bil bathil,” kata KH Tolchah Hasan kepada Zis Muzahid Hasan, kontributor BANGSAONLINE.com yang mewawancarainya di kediamannya di Singosari, Kabupaten Malang Jawa Timur.

Kiai Tolchah Hasan yang terkenal istiqamah memegang prinsip dan tak pernah terkontaminasi politik ini juga tak mau mencalonkan diri sebagai Rais Am seperti yang ditawarkan KHA Mustofa Bisri (Gus Mus) kepada publik. Ia juga menolak mencalonkan sebagai anggota AHWA seperti yang dirilis PBNU yang menyebut 39 kiai sebagai calon AHWA. (Baca juga: Dr KH Jamaluddin, Rais Syuriah Sulteng: PBNU Langgar Organisasi dan Lecehkan AD/ART)

Pernyataan Kiai Tolchah Hasan ini sekaligus menjawab teka-teki yang selama ini membuat penasaran para pengurus dan warga NU. Seperti diberitakan, KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) sempat mencalonkan Kiai Tolchah Hasan dan KHA Muchit Muzadi sebagai Rais Am.

"Kalau saya itu tidak pantas, karena ilmu saya hanya seujung kuku. Saya kira ulama yang pantas adalah KH Tolchah Hasan atau KH Muchit Muzadi," kata Gus Mus di sela bedah buku di Gedung PWNU Jatim di Surabaya, Minggu (1/2/2015). (Baca juga: Mbah Muhith, Penggagas Khittah NU Menolak AHWA)

Menurut Kiai Tolchah Hasan, AHWA versi elit PBNU yang dimunculkan menjelang Muktamar NU di Jombang ini sarat dengan kepentingan politik, karena yang mengendalikan di belakangnya adalah para politisi. PBNU hanya dijadikan instrument untuk elite politik tertentu. (Baca juga: PBNU Akui Munas ke-3 untuk Mengegolkan AHWA)

‘’Jadi sangat beda dengan AHWA yang dimunculkan pada Muktamar NU yang mencetuskan khitah NU tahun 1984 di Situbondo,’’ ujarnya.

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO