JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Prof Dr Nadirsyah Hosen (Gus Nadir) menilai PBNU makin parah keterlibatannya dalam politik praktis. Bukan politik kebangsaan. Mantan Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Australia-New Zealand itu sangat menyayangkan, karena PBNU ke publik beretorika netral, tapi dalam praktiknya menggerakkan struktur organisasi NU secara masif untuk mendukung calon presiden (Capres) Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka.
“Nah, ternyata belakangan ini (PBNU) makin parah,” tegas Prof Dr Nadirsyah Hosen yang akrab dipanggil Gus Nadir dalam wawancara dengan Puthut EA yang videonya kini beredar luas.
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
Gus Nadir memberi contoh langkah politik PBNU mengumpulkan Rais-Ketua PWNU dan Rais-Ketua PCNU seluruh Indonesia di Hotel Bumi di kawasan Jalan Raden Rakhmat Surabaya belum lama berselang. Pertemuan mobilisasi dukungan itu dihadiri langsung Rais Aam Syuriah PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) beserta pengurus harian PBNU yang lain.
“Kiai Miftachul Akhyar hadir, Gus Yahya juga hadir. Lengkap,” kata Gus Nadir, putra KH Ibrahim Hosen, ulama ahli fiqh yang pernah menjadi Ketua MUI Komisi Fatwa.
“Retorika di luar adalah netral. Tapi ternyata lain di mulut, lain di pertemuan itu,” kata Gus Nadir yang aktif menjadi pengajar di Universitas Monash Australia dan menulis banyak buku, termasuk buku-buku fiqh.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
Dalam pertemuan itu, tutur Gus Nadir, ada dawuh atau instruksi untuk mendukung calon 02.
Peristiwa politik dukung-mendukung yang dilakukan PBNU ini, menurut Gus Nadir, sangat berbahaya dan menimbulkan keresahan di kalangan warga NU. Kini, tegas Gus Nadir, para kiai dan kader NU resah, termasuk para kiai sepuh.
Gus Nadir mengaku sudah melakukan silaturahim kepada sejumlah kiai, termasuk kiai sepuh. Menurut dia, para kiai sepuh itu resah dan menganggap manuver politik para elit PBNU itu sangat berbahaya. Karena selain tidak sinkron antara mulut dan tindakan juga terlibat politik praktis, politik kontestasi, bukan politik kebangsaan seperti yang diteladankan para kiai NU atau pengurus NU tempo dulu yang benar-benar netral.
Baca Juga: Ansor Tuban Kecam Demo di Kantor PBNU
Tapi benarkah informasi Gus Nadir itu? Benarkah ada pertemuan para elit PBNU -termasuk Rais Aam dan Ketua Umum PBNU – untuk mengarahkan para Rais dan Ketua PWNU dan Rais serta Ketua PCNU untuk mobilisasi dukungan pada paslon 02?
Salah seorang Rais Syuriah PCNU kepada BANGSAONLNE membenarkan. Ia bahkan menuturkan bahwa pertemuan itu langsung ditindaklanjuti oleh ketua-ketua PWNU di daerahnya masing-masing. Untuk meyakinkan BANGSAONLINE Rais Syuriah PCNU itu mengirimkan screenshot surat undangan resmi berkop PWNU luar Jawa itu kepada BANGSAONLINE.
Tapi ia minta screenshot surat undangan PWNU itu jangan disebar. “Cukup disimpan sampean saja,” tutur Rais Syuriah PCNU itu sembari mengatakan bahwa rencana pertemuan selanjutnya akan dilakukan di Yogyakarta.
Baca Juga: Khofifah Apresiasi Semangat Grand Syeikh Al Azhar Mesir
Pertemuan Rais Aam Syuriah dan Ketua Umum PBNU dengan para Rais Syuriah-Ketua PWNU dan Rais Syuriah-Ketua PCNU seluruh Indonesia di Hotel Bumi Surabaya sejak minggu terakhir ini memang ramai diperbincangkan para kiai NU dan warga NU. Banyak yang menyayangkan manuver politik partisan dukung-mendukung Rais Aam Syuriah Kiai Miftacul Akhyar dan Ketua Umum PBNU Gus Yahya itu. Padahal selama ini mereka selalu beretorika netral.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News