SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 50 SMP di Sidoarjo bakal mendeklarasikan sekolah toleransi yang rencananya dilakukan pada Mei 2024. Puluhan sekolah itu terdiri dari 43 SMP Negeri dan 7 SMP swasta, serta 5 pengawas sekolah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Project Manager Cinta Budaya Cinta Tanah Air (CBCTA) Gelombang ke-3, Henri Nurcahyo. Ia merupakan Ketua Komunitas Seni Budaya BrangWetan, paguyuban penggagas program yang sudah berjalan 2 gelombang sejak 2020, dan mendapat dukungan dari dinas serta pihak terkait.
Baca Juga: Direksi dan Karyawan Sekar Laut Sidoarjo Kompak Dukung Khofifah, Disebut Cagub Paling Ngayomi
"Dalam gelombang kedua yang lalu, sudah menghasilkan 3 SMPN sebagai Sekolah Toleransi yaitu SMPN 1 Taman, Gedangan, dan Waru. Mereka inilah yang menjadi sekolah percontohan Sekolah Toleransi. Hal ini menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki Sekolah Toleransi pertama kali dan terbanyak," paparnya, Kamis (18/1/2024).
Pemaparan itu disampaikan dalam pertemuan bertajuk 'Soft Meeting Waka Kurikulum dan Waka Kesiswaan Menuju Sekolah Toleransi'. Acara juga dihadiri Kabid Peningkatan Mutu Disdikbud Sidoarjo, Netty Lastiningsih, dan Kabid Kebudayaan Disdikbud Sidoarjo, Kartini.
Salah satu pemateri yang juga merupakan Konsultan Pendidikan Kemendikbud dan pengajar mata kuliah Kurikulum di UIN Sunan Ampel Surabaya, M. Amin Hasan, memberikan penjelasan terkait sekolah toleransi. Ia menuturkan, toleransi harus juga ditunjukkan melalui ucapan, sikap, dan perbuatan, bahkan juga melalui simbol-simbol.
Baca Juga: Kepergok Pemilik saat Beraksi, Maling Motor di Anggaswangi Sidoarjo Ditangkap Warga, 1 Orang DPO
"Mewujudkan Sekolah Toleransi tidak hanya sebatas ucapan dan administrasi belaka melainkan harus meliputi seluruh ekosistem sekolah. Mulai dari Kepala Sekolah, Siswa, bahkan hingga ke tingkat Tukang Kebun," ujarnya.
"Yang namanya kurikulum itu bukan sebatas apa yang diajarkan di dalam kelas, melainkan apa yang dilakukan dan ditunjukkan oleh sikap guru. Busana guru misalnya, itu juga termasuk bagian dari kurikulum karena akan dinilai oleh siswa," pungkasnya. (cat/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News