Puluhan Pengasuh Ponpes di Tuban Gelar Diskusi "Santri Berbicara Demokrasi"

Puluhan Pengasuh Ponpes di Tuban Gelar Diskusi "Santri Berbicara Demokrasi" Diskusi Umum "Santri Berbicara Demokrasi" yang digelar di Pondok Pesantren Nahdlotut Tholibin Al Islamiyyin.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Puluhan pengasuh pondok pesantren (ponpes) di Kabupaten Tuban menggelar diskusi umum bertajuk "Santri Berbicara Demokrasi" di Ponpes Nahdlotut Tholibin Al Islamiyyin , Kecamatan Jatirogo, Ahad (21/1/2024).

Diskusi yang menghadirkan tiga narasumber itu tak hanya diikuti para kiai dan gus, tapi juga para santri serta alumni pesantren.

Adapun tiga narasumber diskusi adalah Wakil Rektor I Universitas Sunan Bonang (Unang) Tuban, Dr RM Armaya Mangkunegara yang juga dosen fakultas hukum. Kemudian, Pengasuh Ponpes Mansyaul Huda 2 Senori, Kabupaten Tuban. Serta, KH Abdul Wahab Yahya, Pengasuh Ponpes Al Muhajirin 2 Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang.

Sebagai tuan rumah, Pengasuh Ponpes Nahdlotut Tholibin Al Islamiyyin, KH Achmad Alam Farid, berterima kasih kepada semua undangan yang telah hadir mengikuti diskusi umum tersebut.

Ia berharap setelah diskusi ini para santri bisa memahami apa itu arti demokrasi. Mengingat, acara tersebut sangat penting untuk menyambut momentum tahun politik.

"Semoga setelah mengikuti diskusi ini para peserta bisa menentukan pilihannya yang terbaik dalam memilih pemimpin Indonesia yang akan datang," ucap KH Achmad Alam Farid kepada wartawan, Minggu (21/1/2024).

Senada disampaikan salah satu narasumber Dr RM Armaya Mangkunegara, bahwa diskusi untuk para santri ini sangat luar bisa.

Ia berharap diskusi untuk santri ini tak hanya digelar saat momen tahun politik saja, namun juga setiap ada persoalan bangsa.

"Yang kami tekankan diskusi tadi termasuk kedudukan hukum pada putusan MK nomor 90/2023 dan netralitas aparat hukum dalam menjaga prinsip demokrasi," terang Gus Maya sapaan akrabnya.

Ia yakin diskusi ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat terkait demokrasi yang baik dan benar. Minimal para santri serta masyarakat bisa mengerti bahwa demokrasi esensinya bukan hanya hajat miliknya elit tertentu. Melainkan hajatnya rakyat dan milik bersama, sehingga semuanya ikut bertanggung jawab.

"Siapa pun kontestannya saya berharap demokrasi dijaga dengan baik dan jangan sampai dinodai dengan cara-cara yang tidak baik," paparnya.

Sementara itu, KH Abdul Wahab Yahya menyatakan kegiatan ini sebagai ajang pembinaan kebangsaan untuk para santri, terlebih di saat pelaksanaan pemilu.

Menurutnya, santri yang juga sebagai rakyat perlu mendukung kegiatan pemilu jujur, adil, bebas, dan rahasia. Apalagi selama ini penyelenggara pemilu terlihat kerap kurang netral dalam pelaksanaan setiap tahapan.

"Ketika rakyat sudah berbicara, maka keadilan serta kejujuran itulah yang harus dikedepankan. Jangan sampai momen lima tahunan ini hanya dimanfaatkan oleh elite tertentu semata," pungkasnya.

Diketahui, diskusi ini diikuti sekitar 150 santri, alumni, hingga kiai dan gus dari puluhan ponpes di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, dan Rembang, Jawa Tengah. (wan/rev)

Berikut daftar ponpes yang ikut acara diskusi umum "Santri Berbicara Demokrasi":

1. KH Abdul Rosyid : PP Al Anwar 2 Kabupaten Rembang, Jawa Tengah

2. Kiai Mukhtar : PP NTI Tuban

3. Gus Moch Zuher Chamdi : PPTQ NTI Tuban

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO