JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Petani di Jombang kini bisa tersenyum lebar. Sebab, pemerintah melalui melalui Badan Pangan Nasional, memutuskan kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras.
Seperti yang diungkapkan Hasyim, salah satu petani di Kecamatan Megaluh. Harga Gabah Kering Panen (GKP) saat ini mengalami kenaikan dibanding keadaan sebelum dan sesudah hari raya lebaran lalu.
Baca Juga: Pjs Bupati Trenggalek Tinjau Gudang Bulog
"Gabah dari petani ini harga Rp5.900,00. terendah Rp5.500,00. waktu puasa. Di Desa ini baru mulai panen, tapi di Desa lain sudah ada yang habis," ujarnya, Selasa (30/4/2024) kemarin.
Senada dikatakan Hudi, petani sekaligus penebas gabah padi di Kecamatan Kesamben. "Kalau sekarang di harga Rp6 ribu per kg memang waktu sebelum dan sesudah hari raya kondisi hujan lebat, pabrik banyak yang tutup tidak ada yang beli di harga Rp 5.200," ungkapnya.
"Namun di wilayahnya, masa panen padi hampir berakhir. Petani saat ini sudah persiapan tanam kembali," imbuhnya.
Baca Juga: Jaga Kestabilan Ekonomi Masyarakat, Pemkot Batu Gelar Gerakan Pangan Murah
Di lokasi sama, anggota Perpadi (Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras) Indonesia, Muhammad Soleh, mengatakan untuk harga gabah di Jombang terendah Rp5.800,00.
"Hari ini harga terendah di Rp5.800,00. kalaupun di bawahnya ada Rp5.500,00. kualitasnya di kualitas nomor dua, Bahkan di Megaluh sekarang ada yang di harga Rp6-6.050,00.," paparnya.
Diungkapkan Soleh, dirinya tak menampik jika ada kondisi harga gabah turun. Namun itu terjadi pada momen sebelum hari raya lebaran dimana faktor cuaca dan kondisi padi kurang baik.
Baca Juga: Tanggapi Hasil Rakor Pengendalian Inflasi Daerah, Pemkot Kediri Siapkan Pelbagai Upaya
"Perkiraan saya memang sebelum hari raya, petani kesulitan cari alat untuk panen (kombi), padi disawah terlalu lama juga rusak akhirnya dibeli tengkulak yang punya alat dan untun kebutuhan hari raya ya dikasihkan aja harga berapapun," paparnya.
Sementara, Kepala Cabang Bulog Mojokerto mencakup wilayah Jombang, Rusli, mengungkapkan, pihaknya bersama tim telah turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengecekan.
Pengecekan dilakukan di sejumlah wilayah di Kabupaten Jombang, seperti di wilayah Kecamatan Bareng, Mojowarno, Sumobito, Kesamben, Ploso, Megaluh, Tembelang yang rata-rata harga gabah di angka Rp6-6.050,00. namun ada titik sebagian kecil di harga Rp5.800,00.
Baca Juga: Jelang Panen Raya, Bulog Kancab Mojokerto Siap Serap Gabah dari Petani
"Kami tidak menginginkan harga gabah murah di lapangan karena Pemerintah sudah memutuskan kenaikan harga untuk menambah pendapatan petani, produksi meningkat. Untuk gabah kering giling dari Rp6.300,00. naik ke Rp7.400,00. dan beras medium Rp11 ribu," katanya.
Terkait adanya informasi harga gabah murah, menurutnya terdapat beberapa faktor. "Ada informasi harga gabah di bawah Rp 5000, setelah kita telusuri itu padi yang tumbang, terendam air, hasilnya gak sebagus padi yang bagus, kemudian kondisi panen hujan jadi harganya diturunkan," jelas Rusli.
"Kalau baru tumbang 1-2 hari masih bisa, tapi kalau sudah lebih dari itu pasti beda apalagi terendam air padi bisa berwarna kecokelatan, selanjutnya saat digiling muncul pletik kuning itu orang tidak mau beli dengan harga standar," imbuhnya.
Baca Juga: Terima Jagung dari NTB untuk Kesejahteraan Peternak, Bapanas Puji Kerja Sama Daerah Pemkab Blitar
Terkait dengan harga gabah Rp 5.200-5.300 di petani wilayah Jombang berdasarkan informasi yang ia terima, kondisi tersebut terjadi sebelum hari raya lebaran lalu.
"Kami mendapat statemen itu dari beberapa pengepul di Jombang jika sebelum hari raya gabah dengan harga segitu karena salah satunya alat kombi yang susah cari, dan kondisi cuaca hujan lebat," pungkas Rusli. (aan/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News