Merancang Kebutuhan Bertanding, Kecerdasan dan Pengambilan Keputusan Pesepakbola Usia Dini

Merancang Kebutuhan Bertanding, Kecerdasan dan Pengambilan Keputusan Pesepakbola Usia Dini Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri Surabaya, Imam Syafii.

Suatu saat jika tidak ada teriakan instruksi dari luar lapangan, dipastikan anak akan kebingungan menghadapi situasi permainan karena keputusan yang diambil selama ini terbiasa tidak diproses dari dirinya sendiri.

Ketika anak bermain, satu hal yang perlu disadari adalah bawah anak sedang belajar mengambil keputusan. Biarkan anak bejalar mengambil keputusan sendiri sesuai dengan situasi yang dihadapinya di lapangan.

Latihan bertanding yang dirancang secara sistematis bukan hanya akan meningkatkan kemampuan fisik, teknik dan taktik anak, tetapi juga akan menempa mental bertanding anak menjadi kuat. Kecerdasan membaca permainan akan terus terasah sejalan dengan tumbuh kembangnya anak.

Pemain dikatakan memiliki kecerdasan bilamana dia mampu mempergunakan keterampilannya pada waktu dan ruang yang tepat sehingga dia mampu memberikan kontribusi nyata pada permainan timnya.

Beberapa ahli seperti David Wecshlet, Donald Stener dan Gadner menyatakan, pada dasarnya kercerdasan itu terkait dengan kemampuan memecahkan masalah yang diakhiri dengan produk yang diharapkan.

Pentingnya kecerdasan dalam permainan sepak bola disampaikan legenda sepak bola Italy, Andrea Pirlo. “Sepak bola adalah permainan otak, kaki hanya sebagai alatnya,” ungkap pemain yang lama bermain di Juventus itu.

Kemudian Horst Wein, penulis buku Small Side Game to Develop Soccer Intelligence menyatakan bahwa dalam sepak bola satu ons (ounce) kecerdasan lebih berharga dari satu kilogram otot. Dibagian lain disebutkan bahwa dalam permainan sepak bola separuh kehilangan bola banyak disebabkan oleh pemain salah mengambil keputusan, bukan karena tekniknya yang jelek.

Memperhatikan pendapat para ahli di atas, kiranya perlu bagi anak-anak usia dini untuk dibiasakan belajar mengambil keputusan secara tetap melalui latihan-latihan permainan yang menyerupai permainan sepak bola yang sebenarnya. Mulai dari permainan di area terbatas 3 lawan 3, 4 lawan 4 hingga 7 lawan 7 dengan faktor kesulitan yang terus meningkat akan mengasah anak mengembangkan kecerdasannya.

Jangan terlalu banyak dihentikan ketika mereka sedang berlatih, biarkan mereka berkreasi dan melakukan improvisasi dalam rangka mengambil keputusan yang tepat pada situasi yang sedang dihadapinya.

Kebiasaan yang dilakukan dalam permainan kecil terbatas tersebut selanjutnya secara bertahap dan terprogram diarahkan ke permainan yang sebenarnya, baik dalam bentuk turnamen ataupun pertandingan persahabatan.*

Penulis merupakan Dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri Surabaya 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO