JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Rektor Universitas Zaituna Tunisia, Prof. Dr. Abdel Lathif al-Bouazizie, Kamis (4/7/2024).
Penandatangan MoU itu dilakukan di rumah dinas Duta Besar Tunisia Jl, Karang Asem Tengah No.21 Blok C-5, Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Karena itu MoU itu juga disaksikan oleh Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Mohamed al-Tarablusie.
Baca Juga: Mubarok Gembleng 7.000 Calon Saksi untuk Gus Barra-Rizal dan Khofifah-Emil di Mojokerto
Undangan kepada Univerisitas KH Abdul Chalim itu resmi dari Kedutaan Besar Tunisia. Undangan itu berbahasa Arab dan ditandatangani oleh Duta Besar Tunisia untuk Indonesia Mohamed al-Tarablusie.
Kiai Asep menandangani MoU itu untuk Universitas KH Abdul Chalim (UAC) Pacet Mojokerto. Kiai Asep mendirikan Universitas KH Abdul Chalim pada 2015. Masih sangat muda. Namun sudah memiliki program S2 dan S3 (doktor). Bahkan sudah banyak mahasiswa dari luar negeri kuliah di UAC. Diantaranya dari Afghanistan, Pakistan, Thailand, Malaysia, Sudan dan beberapa negara lain.
“Semoga Universitas Kiai Abdul Chalim jadi International University,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE seusai menandatangani MoU di Jakarta.
Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim
Saat proses penandatangan itu Kiai Asep didampingi Dr Eng Fadly Usman, Wakil Rektor Universitas UAC dan Solihun. Rektor UAC Dr KH Mauhibur Rokhman (Gus Muhib) tak bisa hadir karena sedang menunaikan ibadah haji di tanah suci.
Rektor Universitas Zaituna Tunisia, Prof. Dr. Abdel Lathif al-Bouazizie dan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, di rumah dinas Duta Besar Tunisia Jl, Karang Asem Tengah No.21 Blok C-5, Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kamis (4/7/2024). Foto: bangsaonline.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Pantauan BANGSAONLINE di lokasi, ruangan depan rumah dinas Dubes Tunisia tampak penuh undangan dari berbagai pimpinan perguruan tinggi.
“Ada empat perguruan tinggi yang melakukan MoU. Salah satu diatara empat itu Unviversitas KH Abdul Chalim. Dan Universitas KH Abdul Chalim itu usianya termuda. Baru 8 tahun. Didirikan pada 2015,” tutur Kiai Asep yang juga ketua umum Pimpinan Pusat (PP) Persatun Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu).
Selain Universitas KH Abdul Chalim, dari empat perguruan tinggi itu, adalah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tampak Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. Dr. Phil. Al Makin, M.A di ruangan tamu rumah dinas Dubes Tunisia tersebut.
Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto
Menurut Kiai Asep, kerjasama dengan Universitas Zaituna atau Zaitunah Tunisia itu meliputi pertukaran mahasiswa dan dosen.
“Pelatihan-pelatihan. Tentu saja termasuk penulisan ilmiah atau jurnal internasional,” kata Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, Unviversitas KH Abdul Chalim memiliki banyak jurnal ilmiah. “Ada 14 jurnal. Dua diantaranya scopus. Scopus ini tingkatan jurnal tertinggi,” kata Kiai Asep.
Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga
Scopus adalah database jurnal ilmiah yang dikelola oleh perusahaan informasi ilmiah Elsevier. Diluncurkan pada tahun 2004, Scopus mengindeks lebih dari 24.000 jurnal ilmiah, konferensi, dan seri buku dari lebih dari 5.000 publisher di seluruh dunia.
“Ya alhamdulillah, semoga menjadi International University,” harap Kiai Asep.
Kiai Asep juga menjelaskan bahwa Universitas Zaituna adalah perguruan tinggi tertua di dunia. Menurut dia, Universitas Zaituna adalah termasuk dari tiga perguruan tinggi tertua di dunia.
Baca Juga: Di Depan Pergunu Jatim, Kiai Asep Sebut Khofifah Cagub Paling Loman alias Dermawan
“Yaitu Universitas Al-Azhar Mesir, Universitas Al-Qurawiyin, Maroko, dan Universitas Zaitunah, Tunisia,” jelas putra KH Abdul Chalim, salah seorang kiai pendiri NU itu lagi.
Unvivesitas Al-Azhar adalah universitas negeri di Kairo Mesir. Perguruan tinggi ini berdiri pada 970 M dan secara resmi diorganisir pada tahun 988.
Universitas Al-Qurawiyin juga universitas negeri di Fes Maroko. Perguruan tinggi ini berdiri sejak awal hingga pertengahan abad ke-9, tepatnya tahun 859 M.
Baca Juga: Kiai Asep Tebar Keberkahan, Borong Dagangan di Pasar Dinoyo sampai Warga Mantap Pilih Mubarok
Sementara Univesitas Zaitunah berdiri pada tahun 737 M. Universitas negeri terkemuka yang berada di Tunis Tunisia itu menjadi salah satu bukti peninggalan peradaban Islam dalam bentuk pendidikan.
Menurut Kiai Asep, UAC tidak hanya bekerjasama dengan Universitas Zaituna. Tapi juga dengan universitas lain. “Universitas KH Abdul Chalim juga bekerjasama dengan universitas internasional lain,” kata Kiai Asep. Termasuk dengan Universitas Al Azhar Mesir.
Bahkan santri alumni Pondok Pesantren Amanatul Ummah banyak sekali yang saat ini kuliah di Univeritas Al-Azhar Mesir. Pantauan BANGSAONLINE sekitar 430 lebih santri Amanatul Ummah yang sedang melanjukan kuliah di Al-Azhar Mesir.
Baca Juga: Alumni Ponpes Lirboyo di Mojokerto Siap Menangkan Paslon Mubarok
“Kita punya mu’adalah,” tutur Kiai Asep. Sehingga mudah sekali santri Amanatul Ummah diterima di Universitas Al-Azhar Mesir. (MMA)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News