Lagi, Kiai Asep Turun ke Tiga Kecamatan, Investor Tak Akan Dipersulit Izinnya Asal Memihak Rakyat

Lagi, Kiai Asep Turun ke Tiga Kecamatan, Investor Tak Akan Dipersulit Izinnya Asal Memihak Rakyat Para kordinator kecamatan dan desa relawan Gus Barra Kecamatan Gedek dan Jetis saat didatangi Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim di kediaman Khoirul Amin Jetis Mojokerto, Selasa (16/7/2024). Foto: MMA/bangsaonline

Selain Kiai Asep dan Achmady, Muhammad Syukron Fahmi (Gus Fahmi) juga ikut terjun memperkuat relawan Gus Barra. Gus Fahmi adalah adik Gus Dulloh, cawabup yang berpasangan dengan calon bupati incumbent Ikfina Fahmawati yang merupakan rival politik Gus Barra pada Pilbup Mojokerto 2024.

Kali ini Gus Fahmi kembali mempertegas sikap politiknya. Ia bahkan curhat di depan para kiai dan koordinator kecamatan dan desa di Kecamatan Dawar Blandong.

Kersane mantep,” tegas Gus Fahmi. Ia menyadari banyak orang bertanya kenapa dirinya tak membantu kakaknya yang juga calon wakil bupati Mojokerto.

Laopo Gus Fahmi gak ngewangi mas-e,” kata Gus Fahmi.

Ia mengungkapkan bahwa alasan kenapa ia justru mendukung Gus Barra.

“Pertama, saya tak mungkin menabrak aturan wong tuwo, pakem (wong tuwo),” tegasnya.

“Kalau abah tak memberi izin atau tak ada dawuh dari abah untuk bantu Gus Barra saya tak mungkin bantu Gus Barra,” tambahnya. Abah yang dimaksud adalah KH Chuseini Ilyas, ulama kharismatik Mojokerto.

Bahkan, kata Gus Fahmi, abahnya malah titip salam kepada Kiai Asep Saifuddin Chalim. “Nasabmu ketemu dengan Kiai Asep. Sama-sama keturunan Sunan Gunung Jati,” kata Gus Fahmi menirukan pernyataan abahnya, Kiai Chuseini Ilyas.

Karena itu ia mengaku mantap membantu Gus Barra.

Alasan kedua, tutur Gus Fahmi, karena Gus Barra sesama kader Ansor.

“Jadi kenapa saya mengawal Gus Barra karena satu organisasi,” katanya.

Gus Barra Ketua GP PC Ansor Mojokerto. Sedang Gus Fahmi Wakil Sekretaris PW Ansor Jawa Timur.

Karena itu Gus Fahmi berpegang pada prinsip Fastabiqul Khoirot. Yang artinya berlomba-lomba dalam kebaikan. Ia lalu mengungkap sejarah KH Abdul Wahab Hasbullah, pendiri NU dan KH Bisri Syansuri yang sering berbeda pendapat dalam bahtsul masail.

Bahkan dua ulama NU itu sering terlibat perbedaan pendapat sengit sampai gebrak meja. Tapi tetap bersatu dan saling menghormati pendapat yang lain.

“Karena itu kita menata niat kita, fastabiqul khoirot,” kata Gus Fahmi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO