Kiai Anwar Iskandar Ditunjuk PBNU Dalami Serangan PKB, Ini Jejak Politiknya di PKB, PKNU dan PPP

Kiai Anwar Iskandar Ditunjuk PBNU Dalami Serangan PKB, Ini Jejak Politiknya di PKB, PKNU dan PPP KH Anwar Iskandar (Gus War). Foto: MMA/bangsaonline

Namun PKNU tak mampu meraih suara signifikan. Pada Pemilu 2009 PKNU gagal mendudukkan kadernya di Senayan. PKNU akhirnya melebur ke Partai Kedaulatan Rakyat (PKR), partai yang juga gagal meraih suara ambang batas.

Dari PKNU Gus War kemudian hijrah ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Menurut Gus War, seperti dikutip Tempo, keputusan para ulama untuk bergabung kepada PPP ini merupakan bentuk keputusasaan atas konflik yang mendera .

Gus War menyatakan para kiai atau ulama perlu kendaraan politik. Menurut dia, tanpa dukungan partai yang kuat, para ulama tidak akan bisa mempengaruhi kebijakan negara. 

“Kalau pakai PKNU, paling banter cuma bisa memperoleh 2,5 persen suara. Itu hanya cukup untuk membuat peraturan daerah di tingkat provinsi, bukan setingkat undang-undang,” kata Gus War dikutip Tempo.

Menurut Tempo, sekitar 30 ulama dan kiai menyatakan diri bergabung kepada PPP. Pernyataan tersebut disampaikan langsung dihadapan Suryadharma Ali di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Sabtu (25/12/210).

Para kiai yang bergabung ke PPP antara lain KH Idris Marzuqi (Dewan syuro DPP PKNU), KH M. Anwar Manshur (PP Lirboyo), KH Imam Yahya Mahrus (PP Lirboyo), KH Huda Jazuli (PP Ploso, Kediri), KH Zainudin Jazuli (Mustasyar DPP ), KH Miftakhul Akhyar (Ro'is Syuriah PWNU Jatim), KH Mujib Imron (Anggota DPD RI 2004-2009), KH Kafabihi Mahrus (PP Lirboyo), KH Anwar Iskandar (PP Jamsaren, Kediri), KH Mas Subadar (KH RU Besuk Pasuruan), KH Zaini Sholeh (Sampang), KH Mas Mansur (PP Sidoresmo, Surabaya), KH Mutawakkil 'Alallah (Ketua PWNU Jatim), KH Nuruddin (PP Nurul Qodim, Probolinggo; dewan syuro DPW PKNU Jatim), KH Masbuchin Faqih (PP Suci Gresik), KH Abdulloh (PP Langitan, Tuban), KH Baidlowi (PP Berasan, Banyuwangi), KH Abd. Ghaffar (Pamekasan), KH Ardani (Blitar), KH Arsyad (Tulungagung), KH Irvan Yusuf (PP Tebuireng), KH Mas Fuad (PP Sidogiri, Pasuruan), KH Jiryan Hasbulloh (Joresan, Ponorogo), KH Hisyam Syafa'at (Blokagung, Banyuwangi), dan KH Nur Khozin (Malang).

Gus War kemudian aktif di PWNU Jawa Timur. Sebagai Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim. Kiai kelahiran Desa Berasan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, Jawa Timur pada 24 April 1950 itu kemudian naik ke PBNU. Yaitu sebagai wakil Rais 'Aam PBNU. Sampai akhirnya dipercaya sebagai Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Selain aktif di organisasi keagamaan Gus War juga memimpin pondok pesantren. Yaitu Pondok Pesantren Al Amien dan Pondok Pesantren Assa'idiyah di Kota Kediri Jawa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO