BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Pertemuan lima kader muda NU dengan Presiden Israel Isaac Herzog menuai berbagai sorotan dan pemberitaan nasional.
Tanggapan negatif serta kekecewaan bermunculan dari masyarakat, baik dari kalangan intelektual, termasuk dari grassroot kalangan nahdliyin sendiri.
Baca Juga: Rais Aam PBNU Ngunduh Mantu dengan Pemangku Pendidikan Elit dan Tim Ahli Senior di BNPT
Imam Nawawi, Ketua Ikatan Alumni PMII Surabaya Selatan, menyebut tindakan yang dilakukan oleh kelima pemuda nahdliyin tersebut tidak lepas dari tanggung jawab PBNU secara keorganisasian.
Pasalnya, Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf mencontohkan hal yang sama dengan mengunjungi israel pada 2018 silam, meski berdalih pertemuan itu merupakan atas nama pribadi dan tidak membawa nama-nama NU.
Namun, menurut Nawawi, tindakan tersebut menjadi contoh bagi kader-kader NU di bawah.
Baca Juga: Bersama Gapura dan Owner Bawang Mas Group, Ribuan Masyarakat di Pamekasan Doakan Palestina
"Gus Yahya dulu mencontohkan hal yang sama. Jadi, jangan heran kalau ada oknum NU yang melakukan hal yang sama. Mungkin dianggap perkara yang sepele," ucap Nawawi melalui keterangan tertulis, Selasa (16/7/2024).
Ia mengatakan, seharusnya PBNU mempertebal dukungan untuk kemerdekaan Palestina. Apalagi saat ini wilayah Palestina dirundung duka atas adanya genosida dari kubu Zionis Israel. Oleh karenanya, ia menuntut agar ada evaluasi besar-besaran di tubuh PBNU.
"Gus Yahya gagal memberikan pemahaman dan pengertian kepada warga nahdliyin terkait konflik berkepanjangan yang terjadi antara Israel dan Palestina. Sehingga ada sebagian warga Nahdliyin yang menganggap sepele persoalan tersebut," cetusnya.
Baca Juga: Hari Santri Nasional 2024, PCNU Gelar Drama Kolosal Resolusi Jihad di Tugu Pahlawan Surabaya
"Tidak cukup minta maaf, harus ada evaluasi besar-besaran dari tubuh PBNU, kalau perlu Gus Yahya mundurlah," pintanya.
Menurut Nawawi, Gus Yahya harus tegas kepada dirinya sendiri, seperti tegasnya PBNU yang menindak stuktur kepengurusan NU di bawah yang tidak sejalan dengannya. Bahkan PBNU dengan mudah memberhentikan jabatan seseorang dari kepengurusan hanya karena berbeda pandangan.
Pria berdarah Madura ini mengaku sangat miris ketika nama baik NU menjadi bahan olok-olokan di media sosial. Apalagi olok-olok itu karena tindakan kontroversial PBNU yang dianggap tidak selaras dengan khittah perjuangan pendiri NU.
Baca Juga: Setahun Tragedi Genosida, API Palestina Jatim Bakal Gelar Aksi di Surabaya dan Malang
"Mulai dari kecondongan PBNU di Pilpres 2024, menerima tawaran pemerintah untuk mengelola tambang, hingga baru-baru ini ada lima pemuda NU yang berkunjung ke Presiden Israel," katanya
"Sangat miris ya, melihat tingkah laku PBNU saat ini. Sangat menyakiti umat islam di Indonesia, bahkan di dunia. Sehingga publik melihat nama baik NU saat ini dengan pandangan negatif. Ini semua bentuk kegagalan Gus Yahya dalam menahkodai PBNU," pungkasnya. (uzi/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News