Ada Program JKN, Biaya Kesehatan Keluarga Abdul Tak Jadi Beban Lagi

Ada Program JKN, Biaya Kesehatan Keluarga Abdul Tak Jadi Beban Lagi Muhammad Abdul Rahman sangat merasakan manfaat ikut program JKN. Foto: Ist

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Program atau Jaminan Kesehatan Nasional telah hadir satu dekade untuk membantu masyarakat. Program ini dirasakan manfaatnya langsung oleh salah satu warga dari Desa Banyakan, Kabupaten Kediri, Muhammad Abdul Rahman (31).

Ia mengaku telah lama menjadi peserta program bahkan sebelum menikah, yaitu pada 2015. Kini selain dirinya, istri dan anak-anak Abdul turut menjadi peserta program .

Tidak hanya dirinya saja yang ingin merasakan kemudahan dalam layanan kesehatan, Abdul memiliki motivasi lain saat akan mendaftarkan istri beserta anak-anaknya. Hal ini agar istri dan anaknya dapat lebih terlindungi dan mendapatkan jaminan kesehatan yang baik untuk masa depan keluarganya.

“Motivasi saya mendaftarkan istri dan anak-anak supaya mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih mudah dan lebih baik. Apabila sakit bisa mendapatkan kelancaran dalam berobat,” ujarnya beberapa waktu lalu.

Abdul menceritakan bahwa dirinya sudah beberapa kali memanfaatkan layanan kesehatan yang diberikan oleh Program . Layanan yang dimanfaatkan oleh dirinya adalah ketika sang anak mengalami sakit panas yang diharuskan untuk rawat inap.

Saat itu, lanjutnya, anaknya mendadak sakit panas, sudah beberapa hari tidak turun hingga akhirnya dibawa ke rumah sakit dan harus dirawat inap. Menurut Abdul, semua biayanya ditanggung .

Tidak hanya itu, Abdul juga memanfaatkan Program untuk biaya persalinan sang istri.

Abdul menceritakan bahwa sang istri yang awalnya hendak melahirkan anak keduanya di bidan mengalami pecah ketuban. Oleh sebab itu, bidan menyarankan Abdul untuk membawa istrinya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan intensif dan akhirnya sang istri harus melahirkan secara caesar.

“Awalnya istri saya mau melahirkan di bidan. Karena ketuban istri saya pecah, sehingga oleh bidan yang menangani disarankan untuk dibawa ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit dilakukan pemeriksaan ternyata istri harus melahirkan secara caesar,” kata Abdul.

Abdul menyadari, biaya yang dikeluarkan untuk proses persalinan sang istri tidak lah sedikit. Dirinya mengungkapkan, apabila tidak menggunakan Program uang yang harus dikeluarkan untuk biaya persalinan dan pasca operasi sang istri sekitar Rp15 juta.

“Alhamdulillah untuk biaya operasi caesar istri saya gratis karena ditanggung Program . Kalau tidak menggunakan , biaya yang dikeluarkan untuk operasi caesar dan rawat inap selama tiga hari pasca melahirkan kurang lebih mencapai belasan juta rupiah. Dari mana saya bisa mendapat uang sebanyak itu kalau tidak ada ," ujarnya.

Adanya Program dirasakan Abdul sangat membantu keluarganya dalam hal pembiayaan untuk mengakses layanan kesehatan. Menurut dia, apabila tidak menjadi Peserta merasa terbebani dengan biaya layanan kesehatan yang harus dikeluarkan. 

Bahkan, bisa memengaruhi psikologisnya apabila biaya yang dikeluarkan sangat tinggi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

“Kalau tidak ada Program itu susah, merasa terbebani dari segi biaya. Secara masih ada biaya untuk keperluan lain yang harus dikeluarkan. Kalau masih harus memikirkan lagu untuk biaya berobat bisa-bisa memengaruhi dari segi psikologis,” katanya.

Meskipun dirinya menggunakan Program , Abdul mengungkapkan bahwa ia tidak pernah merasakan adanya perbedaan antara pasien umum dan peserta .

Menurut dia, pelayanan yang diberikan oleh penyedia fasilitas kesehatan sama baiknya. Abdul pun memiliki harapan terhadap Program agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang terus berkelanjutan bagi yang membutuhkan.

“Pelayanannya bagus, tidak membeda-bedakan antara pasien umum dan pengguna Program . Selama saya menggunakan , sama sekali belum pernah menemukan hal semacam pembedaan pelayanan. Mudah-mudahan Program terus dilanjutkan supaya dapat membantu bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan,” pungkasnya. (uji/ Kesehatan)

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO