SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono, menyebut pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) meningkatkan daya saing dan memperkuat posisi Bank Jatim di pasar perbankan nasional. Dengan begitu, sektor keuangan di Jawa Timur terus menunjukkan tren stabil dan resilien.
"Ada BPD yang tertarik untuk bergabung dengan KUB Bank Jatim yaitu Bank Lampung, Bank NTB Syariah, Bank Banten. Sebentar lagi akan disusul Bank NTT dan Bank Sultra," kata Adhy saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS -LB) Bank Jatim, Rabu (11/12/2024).
Baca Juga: Peroleh DIPA dan TKD 2025, Pj Gubernur Jatim Siap Optimalkan Penggunaan Anggaran
Menurut dia, kolaborasi antara Bank Jatim dengan Bank Sultra dan Bank NTT melalui pembentukan KUB tidak hanya menjadi tonggak baru dalam pengembangan sinergi antar bank. Namun juga sebagai momentum untuk memperkuat kinerja sektor perbankan di Kawasan Timur Indonesia.
"KUB ini dapat menciptakan kolaborasi saling menguntungkan. Baik sisi permodalan, layanan produk perbankan maupun pengembangan jaringan usaha yang lebih luas dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah," ujarnya.
Agar pembentukan KUB bisa berjalan baik, Adhy menyampaikan pentingnya komunikasi efektif antara BPD sehingga memberikan manfaat optimal bagi ketiga pihak.
Baca Juga: Perubahan Nomenklatur BPR Jatim, Adhy Karyono: Optimalkan Peran untuk Tingkatkan Ekonomi
“Tidak hanya bank-bank yang terlibat, tetapi untuk masyarakat dan perekonomian regional yang kita layani," tuturnya.
Selain KUB, Adhy mengaku Bank Jatim memiliki Unit Usaha Syariah (UUS) yang memberikan kontribusi positif di sektor perbankan syariah Jawa Timur. Namun, ada regulasi baru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengharuskan pengaturan khusus terkait struktur pengurus bank yang memiliki UUS, perlu dilakukan penyesuaian terhadap nomenklatur pengurus bank Jatim.
Baca Juga: Pj Gubernur Jatim Apresiasi Terselenggaranya Komfilasi 2024
"Penyesuaian bukan sekadar formalitas, melainkan untuk memastikan pengelolaan bank Jatim di sektor konvensional maupun syariah berjalan optimal," ucapnya.
Lebih lanjut, adanya direktur yang membawahi UUS diharapkan memberikan fokus lebih besar terhadap pengembangan layanan perbankan syariah agar diminati masyarakat Jatim yang berpotensi mengembangkan ekonomi syariah.
"Kami mengajak kita semua untuk terus mendukung langkah strategis bank Jatim. Sebab, dalam menjalankan perannya tidak bergantung kinerja internal, tetapi perlu dukungan semua pihak. Untuk itu, sinergi antar pemegang saham, pengurus dan stakeholder sangat penting mencapai tujuan bersama," paparnya.
Baca Juga: IPM Jawa Timur 2019-2024 Naik Signifikan, Ketua DPD PKS Apresiasi Kinerja Khofifah-Emil
Adhy mengatakan, pertumbuhan aset perbankan di Jatim meningkat 6,27 persen menjadi Rp852,9 triliun per Agustus 2024. Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 6,11 persen menjadi Rp785,2 triliun dan Kredit Yang Disalurkan (KYD) meningkat 6,36 persen menjadi Rp589,6 triliun.
"Diikuti pertumbuhan ekonomi Jatim triwulan III q to q tumbuh 1,72 persen. Sedangkan sasaran inflasi sesuai rencana sebesar 2,5+1 persen yang pada November 2024, y on y (per tahun) inflasi sebesar 1,41 persen sedangkan m to m (per bulan) sebesar 0,24 persen. Ini merupakan capaian terendah diantara provinsi se Pulau Jawa," pungkasnya. (dev/mar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News