SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Memilih mengabdikan diri sebagai seorang juru kunci atau juru pelihara candi bukan perkara ringan. Sebab, honor yang diterima sangat minim. Selain itu, honor yang diterima tidak ajeg. Sehingga, butuh kesabaran hingga mencapai hidup berkecukupan.
Begitu yang dirasakan Rusmadi (41) juru kunci Candi Sumur yang terletak di Desa Candi Pari Kecamatan Porong ketika mengawali bertutur suka duka hidupnya sebagai penjaga candi kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (17/9). Sebelumnya, Rusdi setelah lulus dari SMP pada tahun 1992, langsung bekerja sebagai tenaga honorer untuk menjaga candi. Sebelumnya, Candi Sumur dijaga oleh bapaknya.
Baca Juga: Eksotisme Telasen Topak atau Lebaran Ketupat, Hari Raya-nya Puasa Sunnah Syawal
Awal memulai menjaga Candi Sumur, Rusdi mengaku mendapatkan honor tak menentu karena diberikan 3 bulan sekali. Kendati demikian, dia tak putus asa dalam keinginannya menjaga dan merawat candi. Akhirnya, setelah pengabdian selama 17 tahun, Rusdi memetik buah manis karena diangkat sebagai PNS pada tahun 2009.
"Saya dulu cuma dibayar triwulan, mas. Tetapi, saya tak patah semangat untuk menjaga dan merawat candi ini," ucapnya sambil mengenang masa silam.
Selain menjadi cagar budaya, Candi Sumur juga dijadikan sebagai ritual yang dilakukan pada waktu nenek moyang.
Baca Juga: Tradisi Lebaran yang Hanya Ada di Indonesia
"Di sini biasanya juga dibuat untuk ritual. Tapi jangan salah, ritual ini bukan hal mistis. Ini bisa di sebut juga sebagai persembahyangan umat dahulu," terang Rusdi.
Untuk mengunjungi Candi Sumur yang dibuka untuk umum tersebut, gratis tanpa dipungut biaya. Biasanya candi sumur dikunjungi mulai dari siswa, mahasiswa, sampai mancanegara dengan berbagai keperluan seperti berfoto, study tour dan penelitian. Candi Sumur berada di sebelah barat atau sekitar 100-200 meter dari Candi Pari.
Candi Sumur didirikan pada masa yang sama dengan Candi Pari. Menurut laporan J. Knebel pada tahun 1905-1906, Candi Sumur dan Candi Pari didirikan untuk mengenang tempat hilangnya seorang sahabat atau adik angkat dari salah satu putra Prabu Brawijaya. Pada bangunan candi ini tidak ditemukan ukiran atau relief-relief yang menghiasi dinding atau kaki candi. (satria muhlis)
Baca Juga: Tumbuhkan Bibit Unggul, Kartar Candi Sidoarjo Gelar Turnamen Sepak Bola U-15
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News