BANGSAONLINE.com - Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono, mengatakan bahwa vaksinasi PMK atau penyakit mulut dan kuku yang menyasar ternak telah dilakukan sebanyak 14,7 juta dosis, atau 95 persen dari target vaksinasi 15,4 juta dosis.
“Meski begitu secara nasional Jawa Timur tetap menempati peringkat I untuk populasi sapi," ucapnya, Jumat (31/1/2025).
Baca Juga: Gandeng ITS, Pemprov Jatim Pantau Pola Tanah Gerak di Purwodadi Pasuruan
Untuk mempertahankan status tersebut, Jawa Timur menjalankan implementasi rencana aksi road map exit strategy PMK.
"Hasilnya kejadian penyakit PMK di Jawa Timur telah dapat dikendalikan," katanya.
Adhy mengimbau agar dinas peternakan mengalokasikan kebutuhan obat, vaksin, semen beku, N2 cair untuk kawin suntik/inseminasi buatan (IB) di tahun anggaran 2025,.
Baca Juga: Kuatkan Sinergi Pembangunan, Pemprov Jatim dan DKI Jakarta Tandatangani Adendum Kesepakatan Bersama
“Saat ini, pemerintah pusat dan provinsi telah mengalokasikan anggaran untuk fasilitasi vaksinasi, obat, vasilitasi IB. Hanya saja masih belum mencukupi dari kebutuhan," ujarnya.
Diketahui, Jawa Timur konsisten menjadi gudang ternak nasional. Sapi perah di Jawa Timur berkontribusi 62 persen terhadap populasi sapi perah nasional, dan sapi potong berkontribusi 28 persen terhadap populasi sapi potong nasional.
"Populasi sapi Jawa Timur pun yang terbanyak di Indonesia," kata Adhy.
Baca Juga: Jawa Timur Darurat PMK
Banyaknya populasi sapi yang ada di Jawa Timur ini, membuat Pemprov Jatim terus berupaya untuk menekan wabah yang sedang mengancam.
“Seperti halnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD). Vaksinasi pun terus digencarkan,” pungkasnya. (rom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News