KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Tragedi Mina yang terjadi saat para jemaah haji sedang menjalankan ritual lempar jumroh atau biasa juga disebut rajam iblis yang menyebabkan ratusan jiwa melayang dan ratusan lainnya terluka ini, dua di antaranya dikabarkan dari Kabupaten Kediri.
Kedua korban itu adalah Rochmani Pawiroredjo (73) warga RT/RW: 3/2 Desa Kranggan Kecamatan Gurah pemegang paspor B104509, serta Siti Muhanifah (55) binti Zaenudin warga Desa Besuk Kecamatan Gurah. Keduanya berasal dari rombongan yang sama yakni regu 4 kloter 61 embarkasi Surabaya yang berangkat dari Kediri pada Senin (14/9) lalu.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Pantauan di rumah duka, masing-masing keluarga mengaku sudah mendengar kabar tersebut. Para anggota keluarga juga sudah berkumpul. Suasana rumah juga sudah ramai dengan banyaknya kunjungan dari tetangga dan sanak saudara.
Menurut Saeful Munir (43) putra dari Rochmani, usai tragedi Mina itu bapaknya sempat menjalani perawatan di rumah sakit. Namun akhirnya meninggal dunia beberapa hari kemudian akibat kondisinya. “Jadi bapak tidak meninggal saat kejadian di Mina. Sempat dirawat di rumah sakit,” ujar Saeful Munir saat ditemui di rumah duka, Minggu (27/9).
Kabar duka itu sendiri awal mula didapatnya dari pemberitaan media. Dia kemudian berupaya mencari tahu dengan menanyakan pada Jakfar, salah seorang rekan rombongan sesama jemaah haji bapaknya. Dari informasi itulah keluarga akhirnya pasrah.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
Sementara itu, keluarga Siti Munifah juga mendapatkan kabar duka dari pemberitaan media massa lalu diperkuat dengan kabar dari Kusnan, suami dari Siti Munifah, yang juga turut berangkat haji. Kusnan sendiri baru mengetahui kabar istrinya pada hari Minggu ini karena keduanya terpisah saat tragedi Mina berlangsung. “Alhamdulillah bapak sudah melihat sendiri jenazah ibu dan dapat menerima meninggalnya,” ujar Zaenul, anak pertama Kusnan.
Sebelumnya, insiden Mina yang terjadi 24 September 2015 menyebabkan sedikitnya 700 jemaah haji meninggal dunia dan 800 jemaah lainnya luka-luka. Tragedi ini disebut peristiwa terparah sejak peristiwa Mina 1990 silam. (rif/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News