
BANGSAONLINE.com - Dokumenter investigasi Deduktif.id memperoleh penghargaan Special Recognition Award dalam The Centre of Information Resilience (CIR) Open Source Film Award 2025 pada Rabu (10/4/2025).
Penghargaan tersebut dinobatkan untuk laporan dengan judul 'Border Hell: The Online Gambling Mafia and Digital Slavery in Asia', yang merupakan hasil kolaborasi antara Deduktif.id bersama End Modern Slavery Now!
“Suatu kehormatan bagi Deduktif.id dan End Modern Slavery Now! menerima pengakuan ini dari CIR untuk dokumenter kami. Kisah yang kami bagikan bukan hanya kisah kami sendiri, tetapi kisah dari banyak korban yang terperangkap dalam bayang-bayang jaringan kriminal transnasional,” tulis Pimpinan Redaksi Deduktif.id, Arif Supriyono, melalui keterangan tertulis yang diterima BANGSAONLINE.com, Jumat (11/4/2025).
CIR Open Source Film Awards merupakan ajang penghargaan tahunan yang digelar untuk mengapresiasi penggunaan teknik investigasi sumber terbuka (OSINV) dalam jurnalisme, dan menjadi bagian International Journalism Festival di Perugia, Italia, yang digelar setiap tahun.
Penghargaan ‘Special Recognition Award’ dari CIR Open Source Film Awards adalah salah satu kategori penghargaan istimewa bagi ruang redaksi kecil yang belum mampu bersaing dengan ruang redaksi besar di semua tingkatan, namun telah menghasilkan karya investigasi yang luar biasa.
Border Hell mengungkap sisi gelap teknologi, pusat penipuan, perjudian online, dan perbudakan dunia maya yang merajalela di sepanjang perbatasan Myanmar, dan tempat di mana lebih dari 120 ribu orang dipaksa bekerja untuk penipuan daring.
“Meski kami dapat dengan bangga mengatakan bahwa dokumenter ini merupakan bukti kekuatan kolaborasi internasional, dokumenter ini juga menjadi pengingat akan bahaya yang dihadapi jurnalis, terutama di wilayah-wilayah yang kebebasan persnya terancam,” kata Arif.
Di Indonesia, peran jurnalis investigasi sangat penting namun menanggung bahaya besar seiring menguatnya cengkeraman militerisme. Jurnalis semakin diintimidasi, diserang, dan ditekan.
Bahkan, pemerintah telah mengusulkan undang-undang untuk membatasi jurnalisme investigasi di platform siaran, yang semakin membungkam kebenaran
“Kami mempersembahkan penghargaan ini kepada semua jurnalis pemberani yang bekerja tanpa lelah untuk mengungkap korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia, khususnya di Myanmar, Palestina, dan belahan dunia lain di mana harga kebenaran terlalu sering dibayar dengan darah. Kita harus bersama-sama menggerakkan upaya-upaya baik untuk kontrol sosial, meski harus dengan investigasi dan kolaborasi, agar jurnalisme kita semakin berkualitas,” urai Arif.
CIR merupakan organisasi independen berbasis di London, Inggris, yang memiliki dedikasi terhadap pengungkapan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), kejahatan perang, serta beragam bentuk ancaman terhadap demokrasi.
Organisasi itu aktif merilis berbagai penelitian tentang Open Source Investigations (OSINV), investigasi digital, pengembangan kapasitas bersama sejumlah peneliti dan jurnalis di beberapa negara, dan kolaborasi dengan media untuk mengamplifikasi visinya. (rom)