
Selain buku, Khofifah juga mendukung penuh pgrogram Nakulima (Nasyiatul Aisyiyah Mendukung Persalinan Normal). Ia mengatakan bahwa program tersebut sangat mirip dengan Program KIP Putri Jawara yang diusung oleh Dinsos Jatim.
Untuk itu, ia berharap akan dilakukan pemetaan terhadap kemungkinan MoU antara Prov. Jatim dengan PWNA Jatim kaitannya pemberdayaan perempuan. Hal ini penting mengingat upaya pemahaman masyarakat akan keseimbangan peran dua orang tua yang sangat diperlukan dalam proses pengasuhan atau tarbiyah.
"Tiang keluarga harus dikuatkan oleh istri solehah dan suami soleh. Yang harus dibangun adalah fungsi dari kedua orang tuanya, bukan salah satu," tegasnya.
Tidak hanya itu, ibu-ibu muda saat ini disebutnya harus kuat menghadapi intervensi disrupsi akibat digital IT yang luar biasa. Yang diajarkan di rumah, sekolah, dan lingkungan menjadi penting.
"Jawa Timur berbangga dan berbahagia atas seluruh gagasan dan inisiasi yang lahir dari PWNA Jatim hari ini," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua PW Nasyiatul Aisyiyah Jatim, Desi Ratna Sari dalam sambutannya mengatakan bahwa Nasyiatul Aisyiyah berkomitmen penuh dalam mendukung Jatim sebagai Gerbang Baru Nusantara.
Dukungan tersebut ditandai melalui lahirnya program Nakulima yang diharapkan mampu melindungi banyak perempuan sebagai upaya mewujudkan keluarga tangguh.
"Kami meyakini bahwa keluarga adalah pusat peradaban. Bila keluarga kuat, maka masyarakat akan tangguh. Oleh sebab itu ibu memerlukan support luar biasa dari seorang ayah atau pendampingnya," jelasnya.
"Tujuannya satu, untuk membentuk keluarga-keluarga muda yang mampu menjadi pilar kemakmuran Jawa Timur," pungkas Desi Ratna Sari.
Dalam kesempatan dilakukan pula Penandatanganam MOU antara Nasyiatul Aisyiyah Jatim dengan Dinas P3AK Jatim, dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jatim. (dev/msn)