
KOTA KEDIRI,BANGSAONLINE.com - Pendidikan Kesetaraan Pondok Pesantren Salafiyah (PKPPS) Wali Barokah menyelenggarakan acara Pelepasan Santri kelas 12 angkatan pertama di DMC Lantai 5 Ponpes Wali Barokah, Kota Kediri, beberapa waktu lalu.
Kepala Kementerian Agama Kota Kediri, A. Zamroni yang hadir pada acara itu, dalam sambutannya, mengatakan, bahwa Menteri Agama Nazaruddin Umar telah memberikan tiga amanah kepada jajaran di Provinsi dan Kabupaten Kota.
Menurut Zamroni, tiga amanah tersebut adalah pelepasan, penyerahan, lulusan, itu ada tiga syarat manakala mau diselenggarakan. Yang pertama, atas inisiatif wali santri. Yang kedua, tidak memberatkan wali santri. Dan yang ketiga, panitianya adalah wali santri sendiri.
Masih menurut Zamroni, Menteri Agama juga mengingatkan, kalau tidak difasilitasi tidak dimediasi dikuatirkan anak-anak mengadakan perpisahan sendiri yang tidak bisa pantau oleh wali muridnya, sehingga nanti membahayakan.
“Anak-anak kita itu sekarang pinter-pinter, IT-nya luar biasa, kita sebagai orangtua ketinggalan, sehingga kalau tidak diberi tempat untuk ajang kegiatan seperti itu kekuatirannya malah mengadakan sendiri tidak terpantau tidak terkendali, mudharatnya jauh lebih besar,” ujar A. Zamroni.
"Alhamdulillah ini pelepasan yang paling keren yang saya hadiri sampai hari ini. Berada di ruangan yang representative serta menggunakan videotrone. Wali santri patut bersyukur mempunyai seorang ketua yayasan yang visioner. Tidak hanya menginisiasi, tapi juga mau membantu, membiayai, memfasilitasi, bahkan berani “tombok”, "imbuhnya.
Kegiatan ini, lanjutnya, tidaklah memberatkan, karena berada di lingkungan pondok pesantren, snack rotinya punya usaha pondok itu sendiri.
“Saya yakin karena apa yang telah beliau berikan kepada kegiatan hari ini berharap menjadi amal jariah beliau, tenaga pikiran dan waktunya diwakafkan untuk perkembangan Pondok Pesantren Wali Barokah,” ujar A. Zamroni.
Menurut A. Zamroni lagi, meskipun namanya kesetaraan, tetapi pada hakikatnya justru dari ruh boarding inilah yang paling ideal untuk membentuk suatu karakter dasar anak-anak. “Justru dalam model pondok pesantren inilah anak-anak kita itu terproteksi dari informasi liar, dari pergaulan bebas, dari kondisi lingkungan yang sekarang ini sangat membahayakan, termasuk dari pengaruh HP,” tegasnya.