Program Yankes Bergerak Berhasil Layani 406 Warga, Gubernur Khofifah: Kesehatan Itu Hak Semua Orang

Program Yankes Bergerak Berhasil Layani 406 Warga, Gubernur Khofifah: Kesehatan Itu Hak Semua Orang Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat turut partisipasi dalam Program Yankes Brgerak Tahan 1. Foto: Ist.

Layanan kesehatan jiwa turut diberikan melalui skrining ibu hamil dan kader, penyuluhan, kunjungan rumah untuk ODGJ, skrining santri di pesantren, hingga penanganan kasus pasung dengan pendekatan lintas sektor.

“Kami ingin pastikan semua warga Jatim, dari kota sampai desa, bisa dapat layanan kesehatan yang lengkap, adil, dan merata. Nggak boleh ada yang tertinggal. Kesehatan itu hak semua orang, dan kami siap kerja keras untuk wujudkan itu,” tegasnya.

Dalam menuntaskan program tersebut, Pemprov Jatim berkolaborasi dengan sejumlah stakeholders. Setidaknya ada sekitar 37 tenaga termasuk tenaga kesehatan dari lintas instansi yang dilibatkan.

Beberapa di antaranya adalah Dinkes Jatim, RSUD Mohammad Noer Pamekasan, RS Mata Masyarakat Jatim, Dinas Kesehatan Sumenep, Dinas Kominfo Jatim, serta unsur media dan tenaga kesehatan tradisional.

RSUD M. Noer Pamekasan dan RSMM Jatim juga memperkuat kapasitas tenaga medis lokal melalui pelatihan teknis, juga suport Armada Kapal Gandha Nusantara 02 dari Dinas Perhubungan sebagai ruang tindakan medis darurat.

“Terima kasih untuk semua yang sudah kerja bareng dan bersinergi demi layanan kesehatan yang makin baik di Jatim. Dengan kolaborasi seperti ini, kita bisa terus jaga kesehatan warga dan wujudkan Jatim yang makin sejahtera,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Erwin Astha Triyono, menjelaskan program Yankes Bergerak menjadi bagian dari strategi pemerataan akses kesehatan di wilayah DTPK.

“Pelayanan Kesehatan Bergerak adalah ikon pelayanan kesehatan Pemprov Jatim yang sejalan dengan arah pembangunan 2025 - 2030. Ini bukti nyata kehadiran pemerintah dalam menjamin layanan kesehatan yang merata dan bermutu, termasuk di daerah tertinggal dan kepulauan,” katanya.

Antusiasme masyarakat Raas sangat tinggi. Warga datang dari berbagai desa untuk memanfaatkan layanan gratis yang sebelumnya sulit diakses karena keterbatasan fasilitas dan jarak tempuh ke daratan.

Misnawiyah, salah satu pasien operasi mata, mengaku sangat bersyukur atas layanan yang diterimanya. Tahun sebelumnya ia tidak sempat terdaftar karena keterbatasan kuota.

“Saya sangat senang akhirnya bisa berobat. Tahun lalu saya tidak kebagian karena telat daftar. Sekarang saya juga membawa bibi saya yang juga sakit mata,” ucapnya bersyukur. (dev/msn)