
KOTA KEDIRI,BANGSAONLINE.com - Polemik sound horeg belakangan ini menjadi sorotan publik usai beberapa peristiwa yang terjadi di Jawa Timur.
Seperti halnya di Wates, Kediri. Polres Kediri membubarkan karnaval sound horeg di Desa Duwet karena digelar hingga larut malam dan menimbulkan kebisingan.
Kapolres Kediri, AKBP Bramastyo Priaji tak main-main. Pihaknya bersama anggota gabungan TNI, serta Satpol PP dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri membubarkan acara tersebut.
Pembubaran berlangsung alot karena penyelenggara acara merasa tidak ada yang dirugikan sat acara berlangsung hingga pukul 22.00 WIB tersebut.
"Pengaturan sound system dan waktu kegiatan sebenarnya sudah disepakati dalam rapat pengamanan sebelumnya. Namun, masih ditemukan 11 sound system yang volumenya melebihi batas toleransi dan akhirnya kami minta untuk dilepas dari rombongan," ujar Kapolres Kediri, Minggu (20/7/2025).
Selain itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur resmi mengeluarkan fatwa haram mengenai sound horeg, karena dianggap mengganggu ketertiban masyarakat.
Ancaman Penyakit Jantung
Pakar Kesehatan Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya, dr Gina Noor Djalilah SpAMM mengingatkan tingkat suara yang dihasilkan sound horeg mencapai 120-135 desibel (dB). Artinya jauh melebihi ambang batas aman bagi telinga manusia.
"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan tingkat kebisingan tidak lebih dari 70 dB. Sementara paparan di atas 85 dB sudah berisiko merusak jika terpapar dalam waktu lama. Suara sound horeg jauh melampaui batas itu," kata dr Gina, Rabu (16/7/2025).
Menurutnya, paparan suara keras seperti sound horeg dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sel rambut halus di koklea. Atau bagian dalam telinga yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik ke otak.
Selain kehilangan pendengaran, gendang telinga bisa pecah. Bahkan, sistem keseimbangan tubuh yang dikendalikan oleh telinga dapat terganggu, dan menimbulkan rasa pusing atau vertigo.
Selain dampak langsung pada pendengaran, kebisingan ekstrem juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan umum.
Seperti stres, kecemasan, gangguan tidur, peningkatan tekanan darah, hingga risiko penyakit jantung.
Menurunkan Sistem Kekebalan Tubuh
Menurut penelitian dari Mainz University Medical Center di Jerman, terdapat sejumlah ancaman bagi tubuh jika mendengarkan sound horeg yang terlalu kencang dan ngebass.
"Paparan suara keras dapat merusak atau menghancurkan sel rambut yang terdapat dalam organ pendengaran kita," jelas Dr. Ana Kim, seorang ahli THT di Columbia University Medical Center di New York City.
"Suara keras dapat merusak ujung saraf yang halus yang mentransfer informasi listrik dari sel rambut (di dalam telinga) ke otak Anda, yang berpotensi menyebabkan reaksi peradangan dalam otak itu sendiri," tambahnya.
Selain itu, Suara bising yang kita dengarkan secara terus-menerus bisa menyebabkan stres lebih rentan muncul. Dampaknya, kondisi ini bisa memicu infeksi dan pilek lebih mudah datang.
Mempengaruhi Kesuburan
Dr. Shilpi Agarwal, seorang dokter asal Washington mengatakan dalam penelitiannya, volume suara yang keras dapat mengacaukan irama jantung. Selain itu, dentuman suara keras juga mempengaruhi kesuburan pria.
"Secara tidak langsung, kualitas hidup Anda secara keseluruhan dapat terpengaruh (oleh suara) yang memengaruhi kesejahteraan Anda secara keseluruhan," urainya
"Pencemaran suara atau suara keras mungkin mempengaruhi kesuburan pria, tetapi tidak jelas secara pasti mengapa," kata Agarwal.
Paparan kebisingan di malam hari telah dikaitkan dengan keguguran, kelahiran prematur, dan cacat lahir.
Selain itu, terlalu banyak suara dapat mengganggu dan merangsang otak, membuat lebih sulit untuk masuk ke dalam mode relaksasi dan akhirnya tertidur. Suara dari luar khususnya menghambat kualitas tidur setelah Anda tertidur.