Rugikan Polri Ratusan Miliar, Polisi Belum Ungkap Dalang Provokator Kerusuhan di Jawa Timur

Rugikan Polri Ratusan Miliar, Polisi Belum Ungkap Dalang Provokator Kerusuhan di Jawa Timur Kabid Humas Polda Jatim saat memberi keterangan ke awak media terkait kerusuhan yang terjadi pada akhir Agustus 2025.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Aksi demonstrasi yang berlangsung pada 29-30 Agustus 2025 di berbagai wilayah Jawa Timur berujung pada perusakan besar-besaran terhadap aset milik Polri. Total kerugian ditaksir mencapai Rp124,25 miliar, mencakup pembakaran Gedung Negara Grahadi, kerusakan 27 pos polisi, serta terbakarnya Polsek Tegalsari.

Jajaran Polda Jatim, mulai dari tingkat Polres kabupaten/kota, telah mengamankan sebanyak 1.580 orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan. Dari jumlah tersebut, Polda Jatim menetapkan 9 orang sebagai tersangka, sementara Polrestabes Surabaya menetapkan 33 orang lainnya.

Meski begitu, sebagian besar tersangka hanya berperan sebagai eksekutor lapangan dan lainnya diketahui hanyalah massa yang terprovokasi. Hingga kini, aparat belum berhasil mengungkap siapa dalang utama di balik aksi penghasutan tersebut.

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, menyatakan bahwa kerusuhan ini bukan murni aksi penyampaian aspirasi, melainkan telah ditunggangi oleh pihak tertentu. Dugaan tersebut diperkuat setelah pemeriksaan terhadap perangkat komunikasi para tersangka.

“Ini murni massa perusuh. Dari hasil pengembangan, ada dua pelaku yang mengaku mengajak 70 orang untuk merusak dan membakar Gedung Grahadi,” ujarnya.

Kedua pelaku tersebut ditangkap pada Kamis (4/9/2025) malam, setelah ratusan orang diamankan. Mereka diketahui menyebarkan pamflet provokatif dan ujaran kebencian melalui media sosial, yang memicu massa untuk bertindak anarkis.

Jules mengungkapkan, proses interogasi terhadap 2 pelaku masih berlangsung. Keduanya cenderung berkelit, sehingga penyidik harus bekerja ekstra untuk mengungkap aktor intelektual di balik kerusuhan.

“Kami masih melakukan pendalaman, dan kami akui belum menemukan pelaku utama penghasutan, tapi orang suruhan. Tidak menutup kemungkinan jumlah tersangka akan bertambah,” pungkasnya. (rus/mar)