Semarak Carnival 2025 Oro-Oro Ombo Kulon Pasuruan, Tampilkan Kebersamaan dan Kreativitas Lokal

Semarak Carnival 2025 Oro-Oro Ombo Kulon Pasuruan, Tampilkan Kebersamaan dan Kreativitas Lokal Kepala Desa Oro-Oro Ombo Kulon saat menyerahkan Piagam Penghargaan kepada Peserta Carnival dari Dusun Nganglang RT 02/ RW 01. Foto: M Andy Fachrudin/BANGSAONLINE

PASURUAN,BANGSAONLINE.com - memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia, Hari Jadi ke-1096 Kabupaten Pasuruan, serta selamatan Desa Oro-Oro Ombo Kulon, masyarakat setempat menggelar Carnival 2025.

Kepala Desa Oro-Oro Ombo Kulon, Hariono, menjelaskan bahwa kegiatan tahunan tersebut bukan sekadar parade hiburan, tetapi menjadi wujud nyata semangat gotong royong dan kebersamaan masyarakat.

“Carnival tahun ini kami gelar untuk mewujudkan kerakyatan, mempererat kerukunan, dan membuka ruang bagi UMKM lokal agar dapat mengais rezeki. Ini adalah pesta rakyat, bukan sekadar lomba kostum,” ujar Hariono kepada BANGSAONLINE.com, Minggu (12/10/2025).

Ia menambahkan, penyelenggaraan Carnival dilakukan secara konsisten setiap tahun dengan peningkatan konsep dan pengelolaan. 

“Tahun ini berbeda. Kami terus berbenah sesuai aspirasi masyarakat dan tetap mengacu pada aturan pemerintah yang berlaku,” ucapnya.

Salah satu penampilan yang mencuri perhatian datang dari Dusun Nganggalng RT 02/RW 01. 

Kelompok ini menampilkan tarian istimewa yang memukau penonton dengan harmoni gerak, kostum, dan ekspresi budaya.

Panitia menyebut, penilaian Carnival 2025 mencakup sejumlah aspek, antara lain kreativitas, keindahan, kekompakan, etika budaya, serta kesesuaian dengan tema. 

Penjurian melibatkan unsur lintas sektor dari kalangan pendidikan, kebudayaan, dan pariwisata Kabupaten Pasuruan.

Dari sisi pembinaan kebudayaan, Alvin dari Bidang Pemajuan Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Pasuruan menyampaikan apresiasinya terhadap semangat seni masyarakat Pasuruan.

“Dari pengamatan kami, Pasuruan mulai menampakkan wajah barunya dalam berkesenian. Tiap kecamatan, bahkan tiap dusun, kini memiliki kesadaran baru akan pentingnya tampil dan berekspresi dalam bingkai lokalitas,” ungkap Alvin.

Menanggapi sejumlah kritik publik terkait penggunaan kostum yang kurang sesuai, seperti atribut Dayak di beberapa penampilan. Alvin menilai hal tersebut sebagai bagian dari proses belajar dalam pengembangan seni.

“Seni itu kompleks dan selalu berkembang. Kalau ada kekeliruan kecil, saya kira itu wajar. Bisa jadi para peserta belum memahami secara mendalam. Namun yang penting adalah semangat mereka untuk mengenal dan menampilkan keberagaman budaya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Alvin menekankan bahwa Kabupaten Pasuruan memiliki kekayaan budaya yang unik dan berlapis, meliputi budaya Arek, Pandalungan, dan Tengger. Kekayaan tersebut menjadi sumber inspirasi bagi para pelaku seni lokal.

“Dari sini lahirlah pertunjukan-pertunjukan yang kompleks dan khas. Setiap desa punya ciri lokal masing-masing. Kreativitas harus tetap tumbuh, karena seni adalah bagian dari pembangunan peradaban,” tegasnya.

Selain menghadirkan nilai estetika dan budaya, Carnival 2025 juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. 

UMKM lokal mendapat kesempatan untuk memasarkan produk, mulai dari kuliner tradisional hingga kerajinan tangan khas Pasuruan.

Hariono menegaskan, kegiatan seperti ini menjadi wadah strategis untuk menggairahkan ekonomi kerakyatan. 

“Kami ingin setiap warga ikut merasakan manfaatnya, baik dari sisi sosial, budaya, maupun ekonomi,” tandasnya. (maf/par/van)