NGAWI, BANGSAONLINE.com - Anggota DPR RI Komisi VI dari Fraksi Demokrat Sartono Hutomo melalui perwakilannya Dzulfikar Ahmad mengatakan, mulai tahun depan pemerintah harus menambah target pertumbuhan wirausahawan baru di bidang Industri Kecil dan Menengah (IKM). Karena target yang ditetapkan pemerintah sebanyak 2 ribu orang untuk tahun ini, dinilai terlalu kecil.
Produksi IKM ke depan harus semakin berkualitas untuk menghadapi serangan produk dari luar negeri serta harus didorong lewat program-program dari pemerintah untuk dapat meningkatkan produksinya. Semua pelaku IKM agar mampu bersaing dalam era perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di tahun 2016.
Baca Juga: Hadapi MEA, Puluhan Tukang Becak di Kediri Belajar Bahasa Inggris
“Seperti di Ngawi ini potensi industri kecil perlu dipacu terus keberadaanya untuk mempersiapkan pasar bebas. Karena menghadapi MEA ini perajin khususnya harus inovatif dan kreatif menciptakan produk-produknya,” terang Dzulfikar Ahmad dalam sambutanya di pembukaan bimbingan teknis (bimtek) terkait penumbuhan dan pengembangan wirausaha industri kecil di Kabupaten Ngawi di Hotel Sukowati Jalan Sukowati No.81 Ngawi, Selasa (17/11). Dzulfikar menegaskan, idealnya pertumbuhan wirausahwan muda per tahunnya, antara 10-20 persen dari jumlah warga Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa.
Bimtek yang diadakan dari tanggal 17 – 21 November 2015 tersebut diselenggarakan Kementerian Perindustrian bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Ngawi yang diikuti sekitar 30 peserta dari 30 IKM di wilayah Ngawi.
Di tempat yang sama, Junaidi Kepala Subdirektorat Industri Pangan, Kimia, dan Bahan Bangunan Dirjen IKM Wilayah II Kementerian Perindustrian, mengatakan bahwa pemerintah mendorong munculnya wirausahawan baru yang kreatif dan mampu memproduksi bahan baku untuk menjadi barang berkualitas dan memberikan nilai tambah.
Baca Juga: Seminar "Outlook Ekonomi 2016", Beber Persiapan Daerah untuk Hadapi MEA
“Dari pengalaman, semisal ada 100 orang yang dilatih, maka jika ada 10 yang sukses itu luar biasa. Minimal bisa mengangkat perekonomian keluarga,” katanya.
Lanjut Junaidi, ke depan pemerintah akan memberikan bantuan berupa mesin untuk mendukung wirausaha bidang pangan, meubel, pembuatan pupuk, usaha konveksi, dan pavling blok. Dengan adanya pelatihan, diharapkan para peserta juga bisa menularkan ilmunya ke masyarakat secara komperhenship.
Pada kesempatan tersebut para peserta bimtek akan menerima bantuan berupa peralatan industr1 kecil dari Kementerian Perindustrian berupa mesin pencacah pakan ternak dan smesin sablon printer jenis DTG. Masing-masing 15 peserta akan menerima mesin pencacah pakan ternak dan 15 orang lagi menerima bantuan mesin sablon. (nal/rev)
Baca Juga: Pasar Tradisional Sumenep belum Siap Bersaing di MEA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News