BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com – Saat perubahan musim dari kemarau ke musim hujan sering diiringi dengan terjadinya bencana angin kencang atau puting beliung. Selama November 2015, bencana puting beliung terjadi sebanyak 23 kali di wilayah Bojonegoro.
Bencana puting beliung terjadi di 43 desa di 14 kecamatan di Bojonegoro. Sedikitnya tercatat ada 20 rumah yang roboh akibat diterjang puting beliung. Selain itu, ada 44 rumah rusak berat dan 814 rumah rusak ringan akibat diterjang angin kencang.
Baca Juga: Baru Sebulan Musim Kemarau, Satu Desa di Bojonegoro Sudah Terdampak Kekeringan
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Sukirno mengatakan, saat memasuki musim hujan memang sering disertai dengan adanya angin kencang.
Bencana angin kencang, kata dia, paling tinggi terjadi selama November. Sedangkan, selama Desember kejadian angin kencang mulai berkurang. Selama Desember 2015 hingga Februari 2016 akan sering terjadi hujan.
Bencana puting beliung rawan terjadi di daerah selatan, timur, dan barat Bojonegoro. Yakni di wilayah Kecamatan Sekar, Gondang, Dander, Tambakrejo, Ngambon, Margomulyo, Kepohbaru, Sugihwaras, Purwosari, dan Ngraho. Daerah ini berada di pinggiran hutan dan perbukitan yang kondisinya rusak dan gundul. Akibatnya, angin dari daerah perbukitan tidak ada penghalangnya dan langsung menerjang permukiman penduduk.
Baca Juga: Gempa Tektonik 6.0 Guncang Wilayah Bojonegoro-Tuban, Gempa Susulan Terjadi Beberapa Kali
Sukirno mengatakan, saat terjadi hujan deras disertai angin kencang sebaiknya warga berlindung di lokasi yang aman. “Hindari bangunan yang mudah roboh atau keluar rumah agar sewaktu-waktu rumah roboh tidak tertimpa," katanya. (nur/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News