KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Zainul Hasan Basori (23) warga Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Nganjuk, pelaku pembunuhan Fenny Anggrima Lestari, mahasiswi kedokteran Universitas Wijaya Kusuma, Surabaya, asal Kelurahan Kedondong Bagor, Kecamatan Bagor, Kabupaten Nganjuk, dalam persidangan di Pengadilan Negeri Kabupaten Kediri, Senin (14/12) di ruang tirta, menangis meminta kepada jaksa penuntut umum (JPU) untuk dituntut hukuman mati.
Sidang dengan agenda pemeriksaan terdakwa ini ketua majelis hakim I Komang Dediek Prayoga, Hakim anggota Agustinus Yudi Setiawan dan Lila Sari menghadirkan Zainul Hasan Basori, sang otak pelaku pembunuhan.
Baca Juga: Polres Kediri Kota Tangkap Pelaku yang Aniaya Adik Kadungnya hingga Tewas, Apa Motifnya?
Di hadapan Ketua Majelis Hakim serta jaksa penuntut umum (JPU), Yusuf Kurniawan, Zainul mengaku selama ini dihantui Fenny. Oleh sebab itu, Zainul menangis meminta hukuman mati kepada Jaksa dan Majelis Hakim.
"Saya bersalah dan saya setiap hari dihantui wajah Fenny, saya pantas dihukum mati," jelas Zainul terdakwa pembunuh sambil menangis.
Zainul menjelaskan, ia sengaja melakukan pembunuhan untuk bergaya. Pasalnya, Fenny memiliki uang banyak lantaran seorang mahasiswi kedokteran di Surabaya. "Di ATM nya ada uang Rp 15 Juta," aku Zainul.
Baca Juga: Gegerkan Warga Balowerti Kediri, Kakak Bunuh Adik Usai Pesta Miras
Sebelum mengenal Fenny, Zainul meminta agar Ratna (teman Zainul) membroadcast Pin BB Zainul agar memiliki banyak teman. Di Blackberry Messenger, Zainul memakai nama Riko serta memajang foto Riko. Padahal, Riko adalah teman Zainul saat masih duduk di SMA. "Saya pakai nama Riko teman saya. Dan setelah dibroadcast, Fenny menginvite pin BBM saya. Di situlah saya berkenalan," papar pelaku.
Kemudian, Zainul yang sudah kenal dengan korban selang dua minggu mengajak ketemuan dengan korban dengan meminjam mobil rentalan Mobil Avanza. Saat bertemu Fenny (korban,red) Zainul mengajak RMD warga Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Zainul menjemput korban di Nganjuk dan mengaku sebagai sopirnya Riko.
"Fenny kaget kalau yang menjemput bukan Riko. Tapi saya kelabui kalau saya ini sopirnya Riko," terangnya.
Baca Juga: Pulihkan Kesehatan Mental Warga di Manisrenggo, Pemkot Kediri Gelar Trauma Healing
Di tengah perjalanan, Zainul meminta agar korban menunjukkan nomer pin rekening ATM untuk mengambil uang dengan alasan untuk membeli bahan bakar. Uang tersebut menurut Zainul akan diganti oleh Riko. Korban yang percaya akhirnya menuruti Zainul.
Usai mampir di ATM, Fenny diajak mengelilingi Kediri. Di tengah perjalanan, Fenny mengeluh kepalanya pusing. Di situlah Zainul langsung berhenti dan mencekik Fenny menggunakan kawat kabel. Setelah itu, Fenny dipukul oleh Zainul tepat di kepala Fenny menggunakan helm warna merah. Dan setelah itu, RMD juga memukul korban hingga akhirnya korban tewas.
"Memang sudah saya rencanakan. Saya bawa helm dan kawat kabel. Saya sengaja menguasai harta benda milik Fenny. Setelah saya bunuh saya sembunyi di rumah pacar saya," jelas pelaku.
Baca Juga: Respons Pj Wali Kota Kediri soal Tewasnya 2 Anak di Kelurahan Manisrenggo
Sebagaimana diketahui, Fenny ditemukan tewas di pinggir sawah area kebun tebu di Desa Titik, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Minggu (6/9/2015) lalu. Selang dua minggu, anggota Buser Satreskrim Polres Kediri Kota berhasil meringkus kedua pelaku tersebut. (den/rif/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News