LONDON, BANGSAONLINE.com - Abdullah Al-Zaher (19), warga negara Arab Saudi, dijatuhi hukuman pancung, lalu tubuhnya disalib, setelah dia dituduh telah mengritik kebijakan kerajaan, dalam sebuah aksi protes.
Saat aksi protes, Maret 2012, usia Abdullah al-Zaher masihlah 15 tahun.
Baca Juga: Haramkan Maulidan dan Wayang, Nyali Ustad Wahhabi Ciut soal Miss Universe Asal Saudi
Ayah Abdullah Al-Zaher, Hassan Al-Zaher, saat ini, mencari dukungan dunia, agar hukuman pancung itu dibatalkan. “Untuk mencapai pengakuan itu, anak saya disiksa oleh polisi,” kata Hassan.
Abdullah al-Zaher akan dipancung dan disalib bersama 51 pendemo lainnya.
Kepada Guardian, Hassan Al-Zaher mengatakan: "Tolong bantu saya menyelamatkan anak saya dari ancaman kematian. Dia tidak pantas untuk mati hanya karena ia ikut serta dalam aksi protes. "
Baca Juga: Arab Saudi Pamerkan Rancangan Sirkuit Qiddiya
Keluarga remaja mengklaim, anak mereka disiksa setelah penangkapannya, saat Maret 2012. Remaja dijatuhi hukuman mati pada bulan Oktober tahun lalu.
Para polisi menyiksa bocah ini, agar mau mengakui perbuatannya, dan mencegah Abdullah untuk berbicara dengan pengacara.
Amnesty International mengatakan Arab Saudi telah memancung 102 orang, dalam enam bulan pertama tahun ini.
Baca Juga: Cegah Koper Baru Jemaah Tertukar, Kemenag Gunakan Aplikasi Haji Pintar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News