Belajar di Saudi, Pulang Membid'ahkan, Prof Samir Maroko-Kiai Asep Larang Santrinya Belajar di Saudi

Belajar di Saudi, Pulang Membid Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dan Prof Dr Samir Bou Dinar di VIP Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jumat (10/2/2023). Foto: MMA/bangsaonline

SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr , ulama dan cendekiawan muslim terkemuka Maroko ternyata punya pemikiran yang sama dengan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Persamaan pemikiran itu terungkap saat Kiai Asep mengantar Prof Samir ke VIP Bandara Juanda Sidoarjo, Jumat (10/2/2023).

“Beliau cerita mendorong anak-anak muda Maroko bejalar ke luar negeri, tapi melarang belajar di Saudi Arabia. Karena sepulang dari Saudi Arabia mereka selalu membawa musykilat, membid’ah-membid’ahkan,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE menuturkan hasil pembicaraannya dengan Prof di ruang VIP Bandara Juanda, Sidoarjo.

Baca Juga: Doa Bersama Kapolri dan Panglima TNI, Kiai Asep Duduk Satu Meja dengan Kapolda dan Pangdam V Jatim

Sambil makan siang, Kiai Asep cukup lama ngobrol dengan Prof Samir di ruang utama VIP Bandara Juanda. Pantauan BANGSAONLINE, sekitar satu jam dua tokoh berpengaruh itu bicara serius, disamping ombrolan ringan.

Prof Samir datang ke Indonesia untuk menghadiri acara . Namun kemudian berkunjung ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Prof Samir bahkan menjadi nara sumber dalam acara seminar internasional bertema Tajdiduddin Bitajdidil Qiyam yang digelar Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto. 

Prof Samir juga melaksanakan Salat Jumat di Pesantren Amanatul Ummah Surabaya bersama para santri. Yang menjadi khatib dan imam adalah Kiai Asep Saifuddin Chalim.

Baca Juga: Lautan Manusia Padati Kampanye Akbar Paslon 02 Khofifah-Emil dan Gus Barra-Rizal di Mojokerto

“Saya juga begitu. Saya mengirim banyak santri ke Mesir, Rusia, Eropa, Yordan, Inggris, Amerika dan negara lainnya. Tapi saya tak mau mengirimkan santri ke Saudi karena ketika mereka pulang ke Indonesia lalu membid’ah-bid’ahkan,” tegas Kiai Asep yang putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU.

(Prof Samir Dou Dinar dan Kiai Asep Saifuddin Chalim bersama anak dan menantu serta para cucunya di VIP Bandara Juanda Sidoarjo, Jumat (10/2/2023). Tampak Dr KH Mauhibu Rokhman (paling kanan) dan Gus Ilyas (menggendong putranya).Foto: MMA/bangsaonline) 

Baca Juga: Kedatangan Kiai Asep dan Tim Mubarok di Pasar Bangsal Disambut Antusias Pedagang dan Warga

Kiai Asep memberi contoh kasus Ustadz Yazir Hasan di Pamekasan yang kemudian didemo warga. Saat khutbah Jumat Yazir Hasan mengatakan bahwa dalam Kitab At-Tanbihat al Wajibat li may-Yashna' al Maulid bi-Munkarat, Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari mengingkari maulid Nabi.

“Padahal dari judulnya saja itu sudah jelas. Bahwa Maulid yang dilarang itu kalau acaranya dalam bentuk kemungkaran. Jadi Kiai Hasyim tidak melarang Maulid. Yang dilarang itu kalau dalam bentuk kemungkaran,” jelasnya.

Jadi Yazir Hasan yang disebut-sebut sebagai Wahabi Salafi itu telah memfitnah Hadratrussyaikh.

Baca Juga: Di Depan Pergunu Jatim, Kiai Asep Sebut Khofifah Cagub Paling Loman alias Dermawan

“Atau dia tak paham arti dari judul kitab itu,” kata Kiai Asep. Yazir Hasan akhirnya minta maaf. Tapi warga Pamekasan sudah terlanjur marah. Bahkan masjidnya ditutup dan dia dilaporkan ke polisi.

“Lulusan Saudi Arabia banyak membawa musykilat,” kata Kiai Asep.

Menurut Kiai Asep, Prof sangat senang berkunjung ke Amanatul Ummah. “Beliau mau ke Indonesia lagi. Beliau sangat menyesal saat kita ke Maroko, beliau sedang berpergian ke luar negeri,” tutur Kiai Asep.

Baca Juga: Kiai Asep Tebar Keberkahan, Borong Dagangan di Pasar Dinoyo sampai Warga Mantap Pilih Mubarok

Pada Januari 2023 lalu, Kiai Asep memang ke Maroko. Kiai Asep ke Maroko bersama rombongan setelah melakukan ibadah umroh dan berkunjung ke Mesir. Kiai Asep ke Maroko bersama istri tercintanya, Nyai Hj Alif Fadhilah dan Gus Ilyas, salah seorang putranya yang lulusan Universitas Qodhi Iyadh Maroko.

Selain bersama Bu Nyai, Kiai Asep juga bersama Dr KH Mauhibur Rokhman (Gus Muhib), Rektor Institut Pesantren KH Abdul Chalim (Pacet) Mojokerto yang juga menantunya. Juga ikut dalam rombongan itu Dr Eng Fadly, Warek IKHAC dan M Mas/ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.

Baca Juga: Alumni Ponpes Lirboyo di Mojokerto Siap Menangkan Paslon Mubarok

“Salah tujuan kita ke Maroko bertemu dengan beliau (Prof Samir). Beliau ulama besar dan berpengaruh,” kata Kiai Asep.

Kiai Asep mengungkapkan bahwa Prof Samir mendapat banyak informasi tentang Amanatul Ummah dan Indonesia dari Syaikh Abdul Aziz Sahawi, Imam Madzhab Syafi'i yang otoritasnya diakui semua ulama Mesir. “Syaikh Sahawi itu yang pernah kita kunjungi waktu kita di Mesir,” tutur Kiai Asep.

Syaikh Sahawi pernah ke Indonesia. Beliau sempat keliling Indonesia. Mendatangi berbagai lembaga pendidikan dan pesantren. “Kita yang menyiapkan mobil dan fasilitas lainnya,” tutur Kiai Asep.

Baca Juga: Dihadiri Kiai Asep, Paslon Mubarok Gelar Kampanye Dialogis di Lapangan Trawas Mojokerto

Senada dengan Kiai Asep, Dr KH Mauhibur Rokhman (Gus Muhib), menuturkan bahwa Prof adalah ulama besar dan berpengaruh di Maroko. Menantu Kiai Asep itu selama ini intensif berkomunikasi dengan Prof Samir.

“Saat kita ke Maroko, beliau ke Irak,” kata Gus Muhib kepada BANGSAONLINE.

Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng

Rektor Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IKHAC), Pacet Mojokerto Jawa Timur itu menuturkan bahwa Prof Samir adalah Direktur Ekskutif Majlis Hukama al-Muslimin di bidang riset.

adalah lembaga internasional independen yang berpusat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Majelis yang didirikan pada 19 Juli 2014 ini, bertujuan mempromosikan perdamaian di tengah masyarakat Muslim, dengan semangat toleransi, harmoni, dan persaudaraan umat manusia.

“Majlis Hukama Al-Muslimin adalah NGO di bawah langsung Syaikhul Azhar,” kata Gus Muhib.. Syaikhul Azhar atau Grand Syaikh Al-Azhar adalah Prof Dr Ahmad At-Theyyeb.

Masih menurut Gus Muhib, Majlis Hukama al-Muslimin adalah lembaga internasional yang independen dan sangat berperan serta berpengaruh di dunia global. Termasuk di Amerika Serikat dan Eropa.

“Majlis Hukama al-Muslimin itu nomor duanya PBB,” katanya.

Menurut Gus Muhib, anggota Majlis Hukama Al-Muslimin adalah para ulama yang otoritas keilmuannya hebat-hebat. Dan Majlis Hukama al-Muslimin punya anggota atau perwakilan di semua negara.

“Kalau di Indonesia Prof Qurasy Shihab,” tutur alumnus Universitas Al-Azhar Mesir itu. “Siapa yang meragukan keilmuan Prof Quraisy Shihab,” tambahnya.

Menurut Gus Muhib, Prof Samir sempat menjadi nara sumber pada Seminar Internasional bertema Tajdiduddin Bitajdidil Qiyam atau Pembaharuan Agama selaras dengan Pembaruan Nilai-nilai Etika. Seminar yang igelar IKHAC itu juga menampilkan Syaikh Ahmad Ibrahim Al-Hasanat, Mufti dan Wakil Menteri Agama Yordania, seperti diberitakan BANGSAONLINE sebelumnya. (MMA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Sedekah dan Zakat Rp 8 M, Kiai Asep Tak Punya Uang, Jika Tak Gemar Bersedekah':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO