
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr Samir Bou Dinar, ulama dan cendekiawan muslim terkemuka Maroko ternyata punya pemikiran yang sama dengan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. Persamaan pemikiran itu terungkap saat Kiai Asep mengantar Prof Samir ke VIP Bandara Juanda Sidoarjo, Jumat (10/2/2023).
“Beliau cerita mendorong anak-anak muda Maroko bejalar ke luar negeri, tapi melarang belajar di Saudi Arabia. Karena sepulang dari Saudi Arabia mereka selalu membawa musykilat, membid’ah-membid’ahkan,” kata Kiai Asep Saifuddin Chalim kepada BANGSAONLINE menuturkan hasil pembicaraannya dengan Prof Samir Bou Dinar di ruang VIP Bandara Juanda, Sidoarjo.
BACA JUGA:
- Misteri Pertemuan Khofifah dengan para Kiai Jatim di Siwalankerto Utara
- Kiai Abdul Chalim Pelopor Moderasi Beragama, Wapres Kiai Ma'ruf Amin Sarankan Dibukukan
- Arah Politik Hanura di Pilbup Mojokerto 2024, Tetap Setia Dukung Gus Barra
- Kiai Asep Kerjasama dengan Tiga Universitas Brunei, Dubes RI Siap Bantu, Catatan M Mas'ud Adnan (7)
Sambil makan siang, Kiai Asep cukup lama ngobrol dengan Prof Samir di ruang utama VIP Bandara Juanda. Pantauan BANGSAONLINE, sekitar satu jam dua tokoh berpengaruh itu bicara serius, disamping ombrolan ringan.
Prof Samir datang ke Indonesia untuk menghadiri acara Satu Abad NU. Namun kemudian berkunjung ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah. Prof Samir bahkan menjadi nara sumber dalam acara seminar internasional bertema Tajdiduddin Bitajdidil Qiyam yang digelar Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto.
Prof Samir juga melaksanakan Salat Jumat di Pesantren Amanatul Ummah Surabaya bersama para santri. Yang menjadi khatib dan imam adalah Kiai Asep Saifuddin Chalim.
“Saya juga begitu. Saya mengirim banyak santri ke Mesir, Rusia, Eropa, Yordan, Inggris, Amerika dan negara lainnya. Tapi saya tak mau mengirimkan santri ke Saudi karena ketika mereka pulang ke Indonesia lalu membid’ah-bid’ahkan,” tegas Kiai Asep yang putra KH Abdul Chalim, salah seorang ulama pendiri NU.
(Prof Samir Dou Dinar dan Kiai Asep Saifuddin Chalim bersama anak dan menantu serta para cucunya di VIP Bandara Juanda Sidoarjo, Jumat (10/2/2023). Tampak Dr KH Mauhibu Rokhman (paling kanan) dan Gus Ilyas (menggendong putranya).Foto: MMA/bangsaonline)
Kiai Asep memberi contoh kasus Ustadz Yazir Hasan di Pamekasan yang kemudian didemo warga. Saat khutbah Jumat Yazir Hasan mengatakan bahwa dalam Kitab At-Tanbihat al Wajibat li may-Yashna' al Maulid bi-Munkarat, Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari mengingkari maulid Nabi.
“Padahal dari judulnya saja itu sudah jelas. Bahwa Maulid yang dilarang itu kalau acaranya dalam bentuk kemungkaran. Jadi Kiai Hasyim tidak melarang Maulid. Yang dilarang itu kalau dalam bentuk kemungkaran,” jelasnya.
Jadi Yazir Hasan yang disebut-sebut sebagai Wahabi Salafi itu telah memfitnah Hadratrussyaikh.
“Atau dia tak paham arti dari judul kitab itu,” kata Kiai Asep. Yazir Hasan akhirnya minta maaf. Tapi warga Pamekasan sudah terlanjur marah. Bahkan masjidnya ditutup dan dia dilaporkan ke polisi.
“Lulusan Saudi Arabia banyak membawa musykilat,” kata Kiai Asep.
Menurut Kiai Asep, Prof Samir Bou Dinar sangat senang berkunjung ke Amanatul Ummah. “Beliau mau ke Indonesia lagi. Beliau sangat menyesal saat kita ke Maroko, beliau sedang berpergian ke luar negeri,” tutur Kiai Asep.
Pada Januari 2023 lalu, Kiai Asep memang ke Maroko. Kiai Asep ke Maroko bersama rombongan setelah melakukan ibadah umroh dan berkunjung ke Mesir. Kiai Asep ke Maroko bersama istri tercintanya, Nyai Hj Alif Fadhilah dan Gus Ilyas, salah seorang putranya yang lulusan Universitas Qodhi Iyadh Maroko.
Simak berita selengkapnya ...