KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Serangan penyakit Demam Berdarah di wilayah Kediri cukup mengkhawatirkan. Puluhan orang sudah menjadi korban yang diakibatkan oleh nyamuk aides aigepty ini.
Sesuai data yang dihimpun, diawal tahun 2015 ini sudah ditemukan 19 penderita. Dari 19 penderita, 13 di antaranya masih anak-anak di bawah sepuluh tahun, sisanya usia dewasa.
Baca Juga: Uniska Jalin Kerja Sama dengan Bank Indonesia Melalui Program Beasiswa
Menurut Kasi pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kediri, Hendrik Suprianto, cuaca yang tidak menentu membuat nyamuk aides aigepty ini berkembang semakin cepat. “Kadang hujan, kadang panas. Itu membuat nyamuk semakin cepat berkembang biak,” ujarnya, Selasa (19/1).
Antisipasi dengan melakukan fogging yang selama ini selalu diterapkan setiap ditemukan kasus, menurutnya sudah tidak tepat. Namun, lanjutnya, fogging hanya membunuh nyamuk dewasa. “Fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentik, masih hidup dan besuknya sudah bisa terbang,” ujarnya.
Untuk itu, dengan mulai merebaknya DB, pihaknya kembali menyadarkan masyarakat untuk kembali menggalakkan 4 M Plus. Yakni menguras, menutup, mengubur dan memantau jentik-jentik. “Kalau dulu 3 M, sekarang 4 M, yakni mematau jentik, agar benar-benar hilang,” ujarnya.
Baca Juga: Pjs Bupati Kediri Ikuti Senam Bareng Dinkes di Peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-60
Sementara itu, sesuai data yang dirawat dari Rumah Sakit Umum Daerah Gambiran yang ada di Kota Kediri, sudah ada 29 pasien yang terserang penyakit akibat nyamuk itu.
Para pasien itu tidak hanya berasal dari wilayah Kota Kediri, banyak juga yang berlatarbelakang pasien rujukan dari beberapa daerah di sekitarnya. Untuk Kota Kediri ada 16 pasien, Kabupaten Kediri 12 pasien, serta dari Nganjuk 1 pasien. Satu pasien dari Kabupaten Kediri meninggal dunia sedangkan lainnya sudah pulang usai penyembuhan. "Pasien yang meninggal karena masuk RS sudah dalam kondisi yang buruk," ujar Nitrasari juru bicara RSUD Gambiran.
Meski demikian, kata Nitrasari, jumlah penderita tahun ini masih relatif lebih sedikit dibandingkan waktu yang sama tahun sebelumnya. “Di bulan yang sama, lebih banyak tahun kemarin,” ungkap Nitrasari tanpa menyebut angka perbandingannya. (rif/rev)
Baca Juga: OTK Penantang Duel Kabag Ops Polres Kediri Kota Diamankan, Ternyata Menderita Gangguan Jiwa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News