KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Sejumlah warga di Desa Belot kecamatan Purwoasri kabupaten kediri menduga Kasi Pidsus Kejaksaan Kabupaten Kediri memainkan laporan masyarakat terkait dengan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) Bank Jatim tahun 2011. Dalam kasus itu, angsuran warga sebesar Rp 950 juta diduga ditilep oleh oknum aparat desa Belor dan dua pengurus kelompok sumber tani.
Dari keterangan Indah Agus, salah satu putri korban penipuan mengatakan, jika dirinya telah mendatangi kejaksaan kabupaten kediri dan bertemu Kepalanya. "Saya tadi sudah ke Kejaksaan Kabupaten Kediri dan bertemu pak Firman kepalanya," kata Indah Senin (25/01) ditemui di halaman kantor kejaksaan.
Baca Juga: Terungkap Motif Sesungguhnya Keluarga yang Dibunuh di Ngancar Kediri
Lebih lanjut Indah menceritakan, saat itu kepala kejaksaan telah memanggil kasi pidsus. "Memang pada saat itu saya menanyakan kasus KKPE tersebut dan kepala kejaksaan langsung memanggil Kasi pidsusnya yaitu pak Syarief," cerita Indah.
Saat itu, masih kata Indah, kepala Kejaksaan bilang pada kasi pidsus untuk segera memanggil ketiga tersangka yang dilaporkan. "Kalau bukti sudah lengkap kenapa mereka tidak segera dipanggil. Kalau memang sulit memanggil para tersangka langsung saja ditahan," ungkap Indah menirukan Kajari kabupaten Kediri.
Indah juga menambahkan jika kasus tersebut sudah lama dilaporkan ke kejaksaan dan menurut kasi intel kejaksaan kabupaten kediri sudah dinaikan ke pidsus. "Namun, kenapa tak segera diproses. Dan menurut kasi pidsus, ia kesulitan minta bukti setoran ke bank jatim pada tiga tersangka," kata Indah.
Baca Juga: Ingin Hidup Mewah, Pria Asal Nganjuk Rampok 3 Swalayan di Kediri
Untuk diketahui, dalam kasus KKPE tersebut ketiga pengurus kelompok tani dilaporkan ke kejaksaan. Mereka yakni Sunari warga Desa Belor ketua kelompok tani, Colis bendahara yang juga warga Belor, serta Sumani yang menjabat Sekretaris.
Mereka dilaporkan 20 anggota kelompok tani karena sertifikat mereka yang dijadikan jaminan pada kredit di bank jatim sejak 2011 tak kunjung diberikan meski sudah dilakukan pelunasan di 2013. Dan anehnya, tagihan dari bank jatim juga terus muncul. Setelah diselidiki oleh warga, ternyata setoran warga masih nyantol dibawa oleh ketiga pengurus tersebut. (rif/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News