GRESIK, BANGSAONLINE.com - DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Kabupaten Gresik meminta semua SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di lingkup Pemkab Gresik segera merealisasikan Renja (rencana kerja) yang telah tertuang pada APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) tahun 2016.
Langkah ini diambil agar masing-masing SKPD bisa menjalankan kegiatan/program tepat waktu, tepat sasaran dan tepat dalam penyerapan anggaran. "Kami ingin program/kegiatan yang telah dicanangkan pelaksanaannya tepat, sehingga bisa dinikmati masyarakat," kata Wakil Ketua DPRD Gresik, Nur Saidah.
Baca Juga: Banggar DPRD Gresik Pastikan Target PAD 2024 Senilai Rp1,597 Triliun Tak Tercapai
Ditegaskan Nur Saidah, DPRD Gresik menginginkan SKPD di lingkup Pemkab Gresik tepat waktu, tepat sasaran dan tepat serapan keuangan dalam menjalankan program/kegiatan. Sebab, DPRD menginginkan masing-masing SKPD bisa tertib administrasi dan tepat waktu dalam merealisasikan Renja yang telah dibuat. "Kalau masing-masing SKPD bisa tertib dalam menjalankan program, maka capaian yang didapatkan bisa sesuai target," tuturnya.
Menurut Nur Saidah, kalau pada saat di awal-awal tahun, SKPD di Pemkab Gresik sudah menjalankan Renja yang telah tertuang dalam APBD tahun 2016, maka kegiatan-kegiatan yang akan dijalankan oleh masing-masing SKPD benar-benar bisa dijalankan sesuai dengan rencana kerja yang telah dituangkan dan dialokasikan anggaran dalam APBD. "Renja itu sangat penting untuk menentukan arah kegiatan/program, sehingga bisa diketahui kegiatan itu sudah tepat sasaran atau tidak," jelasnya.
Nur Saidah mengungkapkan, bahwa DPRD Gresik pernah iri dengan Pemkab Bantul dalam menjalankan kegaiatan. Sebab, kabupaten Bantul sangat tertib dalam menjalankan Renja. Makanya, DPRD Gresik sempat berguru ke sana. Hasilnya, kemudian diterapkan di Kabupaten Gresik. "Alhamdulillah, apa yang kita peroleh dari Pemkab Bantul kala itu bisa kami jadikan motivator kepada masing-masing SKPD di lingkup Pemkab Gresik agar tertib dalam jalankan kegiatan," katanya.
Baca Juga: Pendukung Kotak Kosong di Gresik Soroti Rendahnya PAD 2024
Lebih jauh Nur Saidah menjelaskan, sesuai dengan mekanismenya, setelah APBD tahun 2016 disahkan, kemudian diverifikasi Gubernur dan tidak ada persoalan, lalu APBD bisa dijalankan.
"Pertimbangan kami kenapa harus start lebih awal pelaksanaan kegaitan, karena kami tidak ingin keterlambatan perealisasian Renja akan berdampak negatif terhadap program-program yang telah dicanangkan. Terlebih, kegiatan/program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat," terang politisi senior Gerindra asal Kecamatan Duduksampeyan ini.
Nur Saidah menyatakan, DPRD Gresik juga berharap, Pemkab Gresik di bawah kepemimpinan duet Sambari-Qosim (Bupati-Wabup) pasca dilantik nanti, program/kegiatan yang telah dituangkan dalam Renja, semuanya bisa direalisasikan. Terlebih, program yang masuk dalam kampanyenya.
Baca Juga: PDIP Larang Kadernya di Legislatif Ikut Kunker Jelang Pilkada, Noto: Sudah Lapor ke Sekwan Gresik
"Hingga sekarang masih ada beberapa program yang belum bisa direalisasikan oleh pemerintah yang telah dijanjikan kepada masyarakat saat mereka berdua kampanye," paparnya.
Sebagai contoh, kata Nur Saidah, program penanganan banjir di wilayah perdesaan akibat dampak meluapnya Kali Lamong. Mungkin kalau di perkotaan banjir pada musim hujan sudah bisa diminimalisir seiring digalakkan program pemasangan box culvert di saluran-saluran (pembuangan) air perkotaan.
"Namun, untuk penanganan banjir di pedesaan belum bisa direalisasikan. Terbukti, Kali Lamong setiap tahun musim hujan masih kembali meluap dan menimbulkan korban ribuan rumah terendam dan ratusan hektar areal pertanian juga ikut terendam, sehingga mengakibatkan kerugian material miliaran rupiah. Belum lagi adanya kerugian jiwa, dengan meninggalnya beberapa warga akibat terseret arus banjir," kritik Nur Saidah.
Baca Juga: Ketua DPRD Gresik Lantik Wahidatul Husnah sebagai Anggota PAW Periode 2024-2029
Selain itu, persoalan kemiskinan dan angka pengangguran yang masih tergolong tinggi meskipun pemerintah mengklaim pengangguran di Gresik tinggal di bawah angka 13 persen pada tahun 2015.
"Mudah-mudahan, dengan banyaknya terobosan dan inovasi baru yang digagas duet Sambari-Qosim seperti pembanguanan pelabuhan internasional, smelter freeport dan lainnya bisa menciptakan peluang lapangan pekerjaan baru. Sehingga bisa menjawab PR (pekerjaan rumah) bisa mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan dan bisa menumbuhkan perekonomian di Kabupaten Gresik," pungkas Nur Saidah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News