SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Rencana pembangunan bandar udara (bandara) di Desa Paseraman, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang direncanakan dibangun tahun 2015 hanya isapan jempol belaka. Buktinya, hingga awal tahun 2016 pembangunan landasan pesawat perintis tersebut belum juga dilakukan.
M. Syukri Tokoh Masyarakat Pulau Kangean, mengatakan, pembangunan bandara di Pulau Kangean, direncanakan akan dilakukan pada tahun ini. ”Harapan kami akhir tahun ini bisa beroperasi,” kata dia, Jumat (29/1).
Baca Juga: Pesan Dandim 0827 Sumenep Usai Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Kantor Bupati
Pria yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Komisi III DPRD Sumenep itu mengungkapkan, harapan warga itu harus terpendam, pasalnya untuk pembangunannya diperkirakan membutuhkan waktu selama dua tahun. Selain itu, saat ini untuk komirsialisasi bandara yang belum selesai dibangun, belum mendapatkan izin dari pemerintah pusat.
”Kalau izin penolak (penetapan lokasi) sudah ada. Tapi untuk izin yang lain informasinya masih dalam proses penyelesaian,” terang dia.
Sebagai wakil rakyat di gedung parlemen, dirinya menginginkan agar pembangunan tersebut segera diselesaikan. Karena transportasi rute kepulauan saat ini sangat minim. Minimnya transportasi tersebut tidak hanya berimbas terhadap lambannya perekonomian warga, melainkan pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah juga tidak maksimal.
Baca Juga: Dinsos Sumenep Bersama USAID ERAT Gelar Workshop untuk Susun RAD Pemenuhan Hak Disabilitas
Dia mencontohkan, Senin (25/1) sekitar pukul 23.10 WIB, Suyati (24) warga Desa Sambakati, Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean, meninggal dunia saat hendak dirujuk ke Rumah Sakit Daerah (RSD) Dr. Moh. Anwar, yang lokasinya berada di Pusat Kota Sumekar.
Saat itu, korban yang divonis terkena penyakit menderita gagal ginjal kronis (GGK) hendak dirujuk ke RSD Dr. Moh. Anwar, menggunakan kapal Darma Bakti Sumekar (DBS) dari pelabuhan Batu Guluk Kecamatan Arjasa, Pulau Kangean. Sayangnya sesampainya ditengah perjalanan, yakni di perairan Gowa-Gowa nyawa pasien tidak tertolong.
”Warga Kepulauan merasa terpukul dengan adanya peristiwa itu. Karena menunjukkan lemahnya pelayanan kesehatan dan juga minimnya transportasi yang diberikan oleh pemerintah daerah,” tegas dia.
Baca Juga: Ciptakan Udara Bersih dan Berkualitas, DLH Sumenep dan Medco Energi Tanam Ribuan Pohon
Terpisah Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumenep, Hadi Soetarto, mengatakan, untuk pembebasan lahan saat ini sudah direalisasikan pada akhir tahun 2015. Kedepan, Pemerintah Daerah akan fokus untuk melakukan pembangunan sejumlah fasilitas, seperti infrastrukur di sekitar bandara tersebut. Pembangunan itu direncanakan akan dimulai tahun ini.
”Kalau pembangunan bandara, seperti runway, akan dilakukan oleh pemerintah pusat melalui dana APBN. Daerah hanya dipasrahkan untuk menyediakan lahan saja,” tegas dia. (fay/jiy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News