SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Neraca perdagangan Jawa Timur alami peningkatan dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2013 neraca perdagangan mencapai Rp 38 triliun, dilanjutkan tahun 2014 menjadi Rp 42 triliun dan tahun 2015 mencapai Rp 47 triliun.
Peningkatan neraca perdagaan Jatim diakibatkan bisnis to bisnis (B2B) antar provinsi. Saat ini perwakilan dagangan Jawa Timur di beberapa daerah Indonesia sudah mencapai 26 kantor perwakilan di Indonesia.
Baca Juga: Resmikan Gedung Sekber PHDI, Pj Gubernur Jatim Ajak Umat Hindu Jaga Kondisivitas Pilkada
Kepala Tim Ahli Kamar Dagangan dan Industri (Kadin) Jatim, Jamhadi mengatakan, upaya peningkatan pertumbuhan neraca perdagangan antar provinsi itu menjadi peran penting pemerintah Jatim dalam peningkatan pertumbuhan di Jatim.
“Naraca perdagangan Jatim antar provinsi sudah ada bukti nyata bahwa pertumbuhan neraca perdagangan ini di karenakan B2B ini,” tegasnya.
Jamhadi menambahkan, selain pertumbuhan neraca perdagangan antar provinsi, peningkatan juga dialami kerjasama perdagangan antar negara. Versi pemerintah, untuk provinsi Jawa Timur rata-rata persentasi kenaikan mencapai 15 persen per tahun. Di tahun 2011 potensi transaksi perdagangan antar provinsi Rp 463,35 triliun dan tahun 2014 Rp 741,43 Triliun
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
Melihat pontesi cukup besar neraca perdagangan Jawa Timur, diharapkan kerjasama antar provinsi bisa berkelanjutan. Hal ini untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2016 ini.
Di sisi lain, Jamhadi menjelaskan, ada pula yang memperlambat perdagangan, salah satunya adalah penyidikan terkait hibah dana Pemprov Jatim ke Kadin Jatim. “Kami mendukung langkah pihak pegak hukum melakukan penyelidikan pada oknum yang bersalah akibat dana hibah itu. Namun, adanya kejadian itu sektor perdagangan antar Jatim alami penurunan cukup tinggi,” tegas Jamhadi.
Jamhadi berharap masalah tersebut segara diselesaikan secara cepat. Hal ini untuk meningkatkan kembali pertumbuhan neraca perdagangan jatim di tahun ini. Jika permasalahan ini terus dilakukan akan mengakibatkan lambatnya perdagangan jatim. “Jika masalah ini terus dilakukan, tentunya para pedagang akan turun semangatnya berbisnis. Kami berharap masalah ini segera diselasaikan agar perdagangan Jatim akan lancar,” ucapnya. (yan)
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News