BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Banjir luapan air sungai Bengawan Solo di Bojonegoro terus meluas. Meski tren air sungai terpanjang di pulau jawa itu kini mulai turun, namun air masih terus meluber ke perkampungan warga, utamanya yang berada di bantaran sungai, Selasa (9/2/16).
Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro menyebutkan, jumlah desa yang tergenang air sebanyak 21 desa yang tersebar di sepuluh kecamatan di Kota Ledre. Sementara jumlah rumah yang terendam air sebanyak 231.
Baca Juga: Rawan Banjir, 4 Kecamatan di Bojonegoro Ditetapkan Kampung Siaga Bencana
"Selain menggenangi rumah, 240 hektare lahan pertanian yang ditanami padi juga terendam air," ujar Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Sukirno di kantornya.
Sepuluh kecamatan itu di antaranya, Kecamatan Kapas, Baureno, Balen, Kanor, Bojonegoro, Gayam, Malo, Trucuk, Dander dan Kalitidu. Selain rumah, persawahan, jalan dan pekarangan, banjir juga merendam sejumlah sekolahan. Sehingga, pagi tadi aktivitas belajar mengajar diliburkan.
"Jumlah kerugian secara global belum kita hitung," katanya.
Baca Juga: Pemkab Dituding Tak Peka, Peneliti Lingkungan Sebut Bojonegoro Sedang Krisis Iklim
Sukirno menjelaskan, saat ini tren air Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro mulai mengalami penurunan per jamnya. Meski demikian, beberapa desa yang berada di timur Bojonegoro baru mulai tergenang. Sebab, letak geografis wilayah di timur Bojonegoro terbilang rendah.
"Laporan yang kami terima sejumlah kecamatan di wilayah timur air masih mengalami peningkatan. Permukiman warga baru mulai tergenang," terangnya.
Ketinggian air Sungai Bengawan Solo pada pukul 11.00 WIB tadi pada titik 14.60 diatas permukaan air laut (Dpl), sedangkan pada pukul 12.00 WIB tadi mengalami penurunan di titik 14.56 (Dpl). "Ketinggian air Bengawan Solo akan terus kita pantau per jamnya," pungkasnya. (nur/rev)
Baca Juga: Ribuan Rumah hingga Jalan Nasional Bojonegoro - Surabaya Tergenang Banjir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News