BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Banjir luapan air Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro mulai berlalu. Ketinggian air di papan duga Taman Bengawan Solo (TBS) juga terpantau dibawah siaga. Namun, akibat banjir yang terjadi selama tiga hari kemarin kerugiannya mencapai ratusan juta rupiah.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Andik Sudjarwo mengungkapkan, kerugian bencana alam banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo kemarin meyebabkan kerugian mencapai Rp389 juta.
Baca Juga: Rawan Banjir, 4 Kecamatan di Bojonegoro Ditetapkan Kampung Siaga Bencana
"Itu terdiri dari tanaman padi, palawija dan sayuran yang tersebar di 11 Kecamatan," ujarnya, Kamis (11/2/16).
Selain menggenangi lahan pertanian, banjir juga menggenangi permukiman dan fasilitas umum lainnya di 39 desa yang tersebar di 11 kecamatan. Sementara itu jumlah rumah yang tergenang banjir sebanyak 697, padi tergenang banjir seluas1.361, palawija tergenang banjir seluas 172 hektare, musala tergenang banjir sebanyak 300 unit, jalan desa tergenang banjir sepanjang 11.865 meter, jalan lingkungan tergenang banjir sepanjang 6.155 meter.
"Beruntung banjir tidak membawa korban jiwa," paparnya.
Baca Juga: Pemkab Dituding Tak Peka, Peneliti Lingkungan Sebut Bojonegoro Sedang Krisis Iklim
Andik menambahkan, saat ini kondisi air sungai terpanjang di pulau jawa itu pada posisi 12.12 peilschall. Ketinggian air berada dibawah siaga. Namun, dia tetap meminta kepada masyarakat yang tinggal di bantaran bengawan solo untuk terus waspada. Sebab, curah hujan di wilayah hulu masih tinggi.
"Berdasarkan prediksi BMKG Jawa Timur, puncak curah hujan terjadi pada akhir Februari mendatang, sehingga kemungkian kiriman air dari wilayah hulu masih akan terjadi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News