TUBAN, BANGSAONLINE.com - Gabah petani di wilayah Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban banyak yang dijual pada tengkulak asal daerah Propinsi Jawa Tengah. Gabah tersebut dijual pada pengusaha Jawa Tengah lantaran harga jualnya sesuai harapan petani, alias lebih mahal.
“Iya dijual ke tengkulak, rata-rata berasal dari daerah Jawa Tengah,” ungkap salah satu petani yang enggan disebutkan identitasnya ketika ditemui BANGSAONLINE.com, Jum’at (1/4) di areal persawahan Jalur Kecamatan Senori menuju Kecamatan Singgahan.
Baca Juga: Pemkab Tuban Apresiasi Program CSR Inovatif Si Pandu dan Desi yang Diusung PLN Nusantara Power
Ia mengaku dirinya beserta petani lainnya menjual ke tengkulak luar daerah karena tawaran dari bulog di Tuban atau tengkulak lokal lebih rendah dari yang diminta petani.
"Susah juga kalo jual ke bulog. Kabarnya yang dapat menjual gabah atau beras harus rekanan dulu dengan bulog," tandasnya.
“Langsung dijual pada tengkulak, kami tidak usah mikir mengantar atau mengirim. Tengkulaknya yang ke sini,” imbuh petani berpawakan kurus ini.
Baca Juga: Petani Bawang Merah di Tuban Bersyukur Dapat Bantuan Traktor Khusus
Ia berharap, pemerintah setempat membuat kebijakan pro petani. Di mana pihak bulog atau instansi terkait mampu memebeli hasil panen petani lokal dengan harga tinggi. Minimal, harga yang ditawarkan pada petani sama persis atau lebih mahal dari harga yang diberikan oleh tengkulak asal Jawa Tengah.
“Semisal harganya selisih dikit dan lebih mahal, maka petani akan dijual pada bulog atau tengkulak lokal,” terangnya.
Terpisah, anggota Komisi B DPRD Tuban, Karjo, menyesalkan hasil panen padi di bumi wali yang dijual ke luar daerah. Sebab, hal itu dapat mempengaruhi stok ketahanan pangan.
Baca Juga: Tingkatkan Produksi, Unirow Kenalkan Alat Evaporator "CEPEK" untuk Petani Garam di Tuban
“Secapatnya akan kami panggil dinas terkait, termasuk bulog maupun Dinas Pertanian di mana sebagai wakil pemda,” terang politisi senior dari PDI Perjuangan ini.
Sementara itu, Kepala Bulog Sub Divre III Tuban-Bojonegoro, Efdal MS saat dikonfirmasi terkait hal ini mengatakan jika tengkulak luar daerah membeli gabah petani menggunakan sistem tebas.
"Bahkan, terkadang memberikan uang muka terdahulu pada pemilik lahan sebelum padi memasuki musim panen. Sedangkan bulog tidak demikian, harga dari bulog sudah ada aturan dan ketentuan,” tegasnya. (wan/rev)
Baca Juga: Gagal Panen, Petani Bawang Merah di Tuban Rugi Puluhan Juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News