JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Trend batu akik tak ubahnya seperti bunga gelombang cinta yang beberapa tahun lalu sempat melejit, namun tak lama berselang "lenyap". Harga yang semula tembus hingga ratusan juta, sekarang hanya menjadi penghias kebun belakang rumah.
Lantas bagaimana dengan bebatuan akik, yang juga nyaris hancur lebur menjadi bebatuan gunung tak bernilai?
Baca Juga: Batu Akik Kembali Menggeliat di Pacitan
Menurut Syamsul Arifin, salah seorang kolektor batu akik di Pacitan, mengatakan, diakuinya memang belum lama ini trend batu akik sempat redup. Hal tersebut lebih dipengaruhi dampak psikologis masyarakat penggemar. "Hal wajar bila suatu hobi itu akan mengalami pasang surut," katanya, Rabu (20/4).
Mantan komisioner Panwaslih Kabupaten Pacitan ini menjelaskan, sekalipun sempat mengalami titik jenuh, akan tetapi bebatuan akik tak seperti trend bunga. Selain bersifat portable, dan menjadi penghias jari yang begitu memukau, bebatuan akik juga masih memiliki nilai ekonomis sangat tinggi.
Bahkan harga bebatuan akik sekelas Kalsedon Red Baron Super, jauh lebih tinggi bila dibandingkan saat masa booming lalu.
Baca Juga: Batu Akik Diprediksi Bakal Kembali Booming di Pacitan
Dia menegaskan, saat ini trend batu akik akan kembali menggeliat. Persoalan itu dipengaruhi banyaknya varian baru serta para penghobi baru yang tengah berburu bebatuan mulai tersebut.
Sementara di lain sisi, ketersediaan bahan baku bebatuan yang sempat tembus hingga miliaran rupiah tersebut, kian langka. "Semakin hari, bahan batu akik semakin langka. Apalagi yang kualitas super, semakin susah mencarinya. Kalaupun ada, hampir bisa dipastikan harganya jauh lebih tinggi," bebernya.
Karena itu, agar komunitas bebatuan akik asli Pacitan tetap eksis, pemkab setempat diharapkan bisa menjadi motivator dan fasilitator kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif terhadap bebatuan akik asli kabupaten berjuluk Kota 1001 Goa tersebut.
Baca Juga: Seperti Apa Aura dan Kekuatan Mistis Batu Akik Pacitan? Ini Penjelasan Kolektor
Sebab harus diakui, hingga detik ini, kualitas bebatuan Kalsedon asli Pacitan, terlebih jenis Red Baronnya, masih banyak diincar kolektor dan bertengger di peringkat atas nasional bahkan internasional, setelah merah raflesia asal Bengkulu. "Kami berkeyakinan, trend batu akik bakal kembali menggeliat," pungkasnya. (pct1/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News