PACITAN, BANGSAONLINE.com - Booming batu akik sudah hampir lima tahun ini hilang. Banyak dari perajin batu mulia di Pacitan yang semula panen rezeki, sekarang beralih profesi. Hanya sedikit para penggemar dan perajin akik yang masih bertahan meski omzet mereka tak sebesar dulu.
"Kami sangat mengapresiasi peran media yang banyak jasa dalam memberikan sumbangsih kepada kami, para kolektor akik. Meski sudah redup, namun dengan peran media, bebatuan akik ini masih tetap bertahan," ujar Agus Hermawan, salah seorang kolektor akik di Pacitan, Sabtu (22/6).
Baca Juga: Soal Pemberian Keringanan Kredit, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pacitan Serahkan ke Perbankan
Menurut Agus, batu akik sejatinya sudah banyak digemari masyarakat jauh hari sebelum sempat booming. Bukan hanya di Pacitan atau daerah lain sebagai penghasil batu seperti Bengkulu, Wonogiri, Kalimantan, Sulawesi, dan Kepulauan Halmahera yang dikenal dengan batu bacannya. Namun di Kecamatan Cieteurep, Cibinong Bogor, jauh hari sebelum booming, sudah banyak perajin akik.
"Karena campur tangan media, akik akhirnya sempat booming, bahkan banyak kolektor luar negeri yang sampai berburu sampai di Indonesia," cerita Agus.
Bagi Agus, dan kolektor yang lain, batu akik masih tetap menjadi teman setia dalam penampilannya setiap hari. Meski diakuinya, dari sisi ekonomi, sudah banyak mengalami penurunan. Akan tetapi, Agus sangat yakin, suatu hari kelak, akik akan kembali meroket dengan nilai ekonomis sangat tinggi.
Baca Juga: Harga Gula Pasir Kemasan Tembus Rp 22 Ribu per Kilogram
"Sebab barang yang berkualitas kian hari kian hilang. Nah bagi para kolektor, suatu saat nanti, harga batu akik akan melangit. Bahkan jauh lebih mahal dari masa sebelumnya," harap dia. (yun/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News