Tampung Eks Napi Korupsi, Golkar Diramal Semakin Terpuruk

Tampung Eks Napi Korupsi, Golkar Diramal Semakin Terpuruk

JAKARTA, BANGSAONLINE.com di bawah kepempimpinan Setya Novanto (Setnov) mulai mendapatkan kritikan tajam. Partai berlambang pohon beringin ini bahkan diramal, perolehan suaranya bakal semakin terpuruk. Itu akibat adanya sejumlah eks narapidana kasus korupsi dalam jajaran pengurus inti .

"Kelihatannya memang sudah sangat fokus untuk mendapatkan kekuasaan dan tidak lagi peduli dengan pendidikan politik bersih," kata pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio kepada wartawan, Kamis (26/5) dilansir detik.com.

Baca Juga: Siapkan Atribut, Anis Galang Dukungan Jadi Calon Ketua DPD Golkar Gresik

Susunan kepengurusan seperti ini tak baik untuk citra di depan rakyat. Masa depan pun diprediksi suram. " terlalu pragmatis dan hanya merasa berumur tiga tahun. Akan semakin sulit mempertahankan suara loyal yang 14-15 persen dalam Pemilu legislatif," katanya.

DPP di bawah kepemimpinan Setya Novanto sedang menyusun kepengurusan dan akan diumumkan dalam waktu dekat. Meski belum final, namun dokumen susunan pengurus DPP sudah bocor ke publik.

Dalam bocoran dokumen lansiran detikcom, Kamis (26/5), ada 75 nama pengurus DPP . Namun sepertinya 75 nama itu belum seluruhnya, karena di bawah kepemimpinan Novanto menyatakan akan menyusun kepengurusan dengan jumlah 150-an pengurus.

Baca Juga: Jadi Kandidat Ketua DPD Golkar Gresik, Anha: Regenerasi Saya Sudah 4 Periode

Dari daftar nama pengurus , bisa dikatakan ada sejumlah kejutan. Nurdin Halid, seperti yang sudah ramai diberitakan sebelumnya, diberi posisi Ketua Harian. Nurdin pernah divonis dua tahun penjara dalam kasus korupsi minyak goreng.

Nah, nama kejutan ada di posisi Ketua Bidang Hubungan Legislatif dan Lembaga Politik, yang diisi oleh Yahya Zaini. Seperti diketahui, saat masih menjadi anggota DPR, Yahya Zaini pernah tersangkut kasus video mesum dengan pedangdut Maria Eva.

Nama lain yang juga kejutan adalah masuknya Fahd El Fouz Arafiq sebagai Ketua DPP bidang Pemuda dan Olah Raga. Seperti diketahui Fahd pernah mendekam di balik jeruji besi karena kasus korupsi Alquran. Ada juga Sigit Haryo Wibisono. Sigit pernah divonis bersalah dan dihukum 15 tahun penjara dalam kasus pembunuhan terhadap Nasrudin Zulkarnain, Dirut PT Putra Rajawali. Dia bebas 6 September 2015.

Baca Juga: Anggota DPRD Sidoarjo Terima Beragam Keluhan saat Reses di Kebonsari

Tak hanya kalangan pengamat yang melihat masa depan suram di tangan para pengurus baru ini. Yorrys Raweyai yang masuk dalam jajaran pengurus inti sebenarnya berharap pengurus bebas dari cacat moral.

"Kita punya prinsip, kepengurusan harus mencerminkan wajah-wajah baru, generasi baru yang mewakili citra bersih, terutama soal moral," kata Yorrys kepada wartawan, Kamis (26/5).

Terpisah, formatur menjelaskan alasan Yahya dipilih sebagai pengurus. "Dia sudah kerja dengan baik. Lakukan hal baik. Cukup tekun jalani kehidupan dia," kata anggota Tim Formatur, Roem Kono di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (26/5).

Baca Juga: Pilkada 2024 di Kabupaten Pasuruan, Golkar Kenalkan Calon Wakil Bupati ke Masyarakat

"Tiap orang punya kesalahan. Semua ada yang baik, ada yang buruk. Kalau baiknya banyak, itu kita nilai. Kita menilai bahwa banyak sekali kinerja mereka-mereka yang bisa diandalkan," ungkapnya.

"Kita bukan lembaga pemerintah. Itu tidak jadi problem," tambah Roem.

Loyalitas dan ketersediaan waktu juga jadi alasan Novanto memilih Yahya Zaini. tidak khawatir citranya terpengaruh. "Beliau konseptor yang baik, kinerjanya baik, punya waktu untuk urus partai. Wajar kalau dia masuk," ucap Ketua Ormas MKGR ini. "Insya Allah tidak (mempengaruhi citra )," lanjutnya.

Baca Juga: 3 Anggota Dewan Ditetapkan Sebagai Pimpinan DPRD Trenggalek

Di sisi lain, di tengah proses itu, Setya Novanto dkk, juga Yorrys Raweyai dipanggil oleh Menko Polhukam Luhut Pandjaitan. "Kemarin ditelepon diminta bertemu di rumahnya siang ini (siang kemarin)," kata Yorrys kepada wartawan, Kamis (26/5).

Selain Yorrys, Luhut juga memanggil Setya Novanto dan Idrus Marham. Belum diketahui tujuan pemanggilan itu. "Kita lihat saja nanti," ujar Yorrys.

Terpisah, Menko Polhukam Luhut Pandjaitan menyebut pimpinan tidak menginginkan ada nama-nama yang pernah masuk berurusan dengan kriminal masuk dalam kepengurusan inti. Luhut akan mengecek ke .

Baca Juga: Wardah Nafisah Pimpin Doa Deklarasi Pasangan MUDAH

"Saya cek. Setahu saya itu ingin tidak ada nama-nama yang pernah berurusan dengan kriminal masuk ke dalam kepengurusannya," ujar Luhut Pandjaitan di Balai Diklat Kemendagri, Jalan Raya Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (26/5).

Menyoal pertemuannya dengan Setya Novanto dan Yorrys Raweyai hari ini, Luhut enggan menyampaikan isi pembicaraan tersebut. "Saya baru datang tadi pagi, nanti lah," kata Luhut.

Luhut menilai Setya Novanto terpilih secara demokratis. Oleh karenanya, dia meminta Novanto dibiarkan menyusun kepengurusannya tanpa ada intervensi. "Biarkan dia menyusun pimpinannya," kata Luhut. (dtc/mer/sta)

Baca Juga: Bambang-Bayu Daftar ke KPU Kota Blitar Diantar Kesenian Bantengan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO